REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: KH Hasyim Muzadi (1944-2017)
Sekali waktu--demikian dikisahkan Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Hakim, dan Imam Thabroni--Malaikat Jibril AS pernah menjelaskan soal kedatangan bulan Ramadhan. Hal itu dalam kaitannya dengan posisi seseorang di hadapan Allah SWT.
Begitu pentingnya hal itu, sampai-sampai Jibril merasa perlu untuk menjelaskan langsung kepada Baginda Rasul shalallahu 'alaihi wasallam.
Nabi yang mulia bersabda, "Jibril menjumpaiku. Lalu ia berkata, 'Hai Nabiyallah. Barangsiapa meninggal di bulan Ramadhan tetapi Allah tidak mengampuninya, maka ia akan dilemparkan ke dalam neraka. Semoga Allah menjauhkan hal itu.' Katakan 'Amin', maka aku jawab, 'Amin.'"
Hadis itu berbunyi demikian. Dan sungguh, hadis yang kita kutip di atas akan membuat bulu kuduk kita semua berdiri tegak. Sebab, tak hanya menyediakan rupa-rupa hadiah, Allah SWT ternyata juga tak segan-segan mengancam mereka yang mengabaikan tawaran-Nya melalui Ramadhan ini!
Memang, benar adanya siapa yang membaca satu ayat Alquran di bulan Ramadhan, baginya disiapkan pahala sebagaimana mengkhatamkannya di bulan-bulan lain. Siapa yang mengerjakan nawafil di bulan Ramadhan, baginya pahala fardhu di luar bulan seribu bulan ini.
Semuanya dilipatgandakan sesuai kehendak dan janji Allah SWT. Setelah berpaling dari Allah SWT sebelas bulan lamanya, maka sebulan Ramadhan akan mengembalikan kita kepada-Nya. Sebelas bulan bergelimang dosa, bisa diusahakan ampunannya di bulan Ramadhan.
Ramadhan memang menawarkan banyak hal yang tak pernah kita temui di bulan-bulan lain. Tapi, tawaran ini memiliki risiko-risiko tertentu. Kalau ternyata tawaran 'pencucian noda' ini tak diindahkan karena kita tidak menghormati Allah SWT. Atau, diabaikan karena merasa kita akan hidup selamanya, dilecehkan karena kita beranggapan Allah SWT tidak mengetahui tindakan laknat kita.
Tawaran itu diingkari karena menganggap siksa kubur nonsen (tak masuk akal) adanya. Menganggap masa bodoh ajakan Allah SWT ini karena tak yakin kiamat bakal datang. Maka di atas itu semua, tunggulah ancaman-Nya.
Begitu seriusnya ancaman tersebut, sampai-sampai malaikat Jibril masih sempat berdoa lirih, semoga Allah SWT menjauhkan hal itu dari umat Muhammad SAW. Lalu, Jibril meminta Baginda Rasul mengaminkan doa itu. "Amin" jawab Rasulullah SAW penuh ketulusan.
Begitu besar harapan Rasulullah SAW akan rahman-rahim Allah SWT, agar Ia berkenan menjauhkan kita dari sikap, tingkah laku, serta penyikapan yang kurang layak atas tawaran yang disampaikan-Nya melalui puasa di bulan Ramadhan. Semoga kita diampuni Allah SWT di bulan ini. Wallahul Muwaffiq.