REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Observatorium Bosccha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (5/5) sore ini akan melakukan pengamatan terhadap bulan sabit. Penanda peralihan bulan Syaban ke bulan Ramadhan 1440 hijriah. Pengamatan juga akan dilakukan di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami mengamati dari pagi karena ada keperluan penelitian. Kalau untuk pengamatan hilal akan dimulai sore sekitar pukul 17.00," ujar peneliti Observatorium Bosccha, Yatny Yulianty saat dihubungi, Ahad (5/5).
Saat pengamatan hilal, ia mengungkapkan Kementerian Agama (Kemenag) setempat dan beberapa organisasi masyarakat (ormas) Islam akan turut melakukan pengamatan. Mereka biasanya, menurutnya datang pada satu jam sebelum pengamatan.
Dirinya mengatakan, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi dan ketebalan sabit bulan. Termasuk juga dalam rangka rukyatul hilal Ramadhan 1440 H.
Yatny mengatakan rukyatul hilal dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah matahari terbenam. Sabit yang tampak setelah Matahari terbenam ini disebut sebagai hilal. Katanya, Observatorium Bosscha setiap tahun menjadi salah satu tujuan lokasi rukyatul hilal Ramadhan dan Syawal.
Sementara itu, pengamatan di Kupang dilakukan di kampus Universitas Nusa Cendana (UNDANA). Pengamatan di Observatorium Bosscha dan di Kupang menggunakan teleskop berukuran 106 mm berjenis refraktor dan detektor kamera berbasis CCD, yang dilanjutkan dengan proses pengolahan citra.
Ia mengatakan, pihaknya akan menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal
kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang itsbat.