Kamis 02 May 2019 15:15 WIB

Ar-Rubayyi Binti Muawwidz Perawi Hadis tentang Wudhu

Rubayyi masuk dalam barisan perempuan pertama

Berwudhu/Ilustrasi
Foto:

Keberanian ayahnya mengalir dalam diri Rubayyi. Ia pernah menantang ibu Abu Jahal, Asma binti Makhrabah. Diriwayatkan bahwa ar-Rubayyi mengambil minyak wangi dari Asma. Perempuan itu menanyakan nasab ar-Rubayyi. Ia pun menyebutkan silsilah nasabnya.

Mendengar nama Muawwidz, Asma pun berkata, "Engkau adalah anak perempuan dari seorang pembunuh tuannya (Abu Jahal)."

Dengan berani Rubayyi menjawab, "Aku adalah anak perempuan dari seorang pembunuh budaknya." Jawaban itu membuat Asma terdiam tak berani meladeni keberanian ar-Rubayyi.

Rubayyi tak hanya dikenal sebagai mujahidah yang berani. Sosoknya diketahui merupakan perempuan yang lemah lembut dan sangat mencintai ilmu. Karena wawasan dan keilmuannya yang luas, ia dipercaya sebagai referensi dalam hukum, sirah Nabi, dan berbagai peristiwa pada awal masa kemunculan Islam.

Banyak hadis diriwayatkan melalui ar-Rubayyi. Salah satu hadis tersebut menunjukkan dengan detail bagaimana Rasulullah Saw wudhu. Bahkan, itu disebut sebagai satu-satunya hadis yang paling perinci tentang wudhu.

Saat itu, Rasulullah Saw sedang berkunjung ke rumah Rubayyi. Di sana, ia melaksanakan wudhu. Rasulullah Saw bersabda, "Tuangkan air wudhu untukku." Selanjutnya, Rubayyi menceritakan wudhu Rasulullah Saw.

"Beliau lalu membasuh kedua telapak tangannya tiga kali." (HR Abu Dawud)

Rubayyi juga dekat dengan para istri Rasulullah. Ia sering mengunjungi Aisyah RA untuk menambah wawasan dan ilmu. Dari Aisyah, ar-Rubayyi meriwayatkan sebanyak 21 hadis. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis-hadis dari Rubayyi.

Beberapa shahabat dan tabi'in juga datang kepada ar-Rubayyi untuk mendapatkan hadis. Sejumlah tabi'in terkemuka, seperti Khalid bin Dzakwan, Sulaiman bin Yasar, Abu Ubaidah bin Ammar bin Yasir, dan lainnya juga meriwayatkan hadis dari dia.

Salah satu riwayat menyebutkan Rubayyi wafat pada tahun 37 Hijriyah. Namun, riwayat lain menegaskan ia wafat tahun 45 Hijriyah, tepatnya pada masa kekhalifahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Ia meninggal dunia setelah memberikan teladan bagi Muslimah dalam hal kebaikan, ketakwaan, keilmuan, dan semangat perjuangan di jalan Allah.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement