Selasa 30 Apr 2019 10:11 WIB

Mengenal Ibnu Batutah Sang Penjelajah

Lebih dari separuh hidupnya dihabiskan untuk menempuh perjalanan.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lebih dari separuh usia ia habiskan untuk menempuh perjalanan. Hampir seluruh dunia Islam pernah ia kunjungi. Catatan perjalanannya pun menjadi rujukan sejarah hingga kini. Ialah Muhammad Abu Abdullah bin Muhammad Al Lawati Al Tanjawi Ibn Batutah atau yang terkenal dengan nama Ibnu Batutah.

Dia lahir di Tangier, Maroko, 24 Februari 1304. Keluarganya berasal dari etnis Berber yang banyak berkiprah menjadi seorang hakim (qadhi). Tapi, Ibnu Batutah keluar dari tradisi. Setelah belajar hukum Islam, ia enggan menjadi hakin, tapi memilih menjadi petualang. Ibnu Batutah yang juga dikenal sebagai Shams Ad-Din rupanya sangat berjiwa petualang. Terbukti dari kemandiriannya dalam menjelajah dunia. Dia selalu selamat dari segala marabahaya yang mengadang di sepanjang jalan.

Perjalanan pertamanya tertuju pada Haramain. Di usia yang masih sangat belia, yakni 21 tahun, Ibnu Batutah menempuh perjalanan seorang diri ke Tanah Suci untuk mengunjungi Baitullah dan makam Rasulullah. “Aku berangkat sendirian, tak memiliki teman perjalanan yang dapat menghibur, tidak pula menjadi bagian dari para pelancong. Terpengaruh oleh keinginan yang tak kuasa dibendung diri, yakni untuk mengunjungi tempat-tempat suci, aku pun meninggalkan teman-teman dan meninggalkan rumah,” ujar Ibnu Batutah dalam catatan perjalanannya.

Sejak meninggalkan Tangier untuk pergi ke Tanah Suci pada 14 Juni 1325, Ibnu Batutah tak kembali lagi ke kota kelahirannya itu hingga 24 tahun lamanya. Berawal dengan ke Tanah Suci, ia kemudian melakukan rihlah (perjalanan) keliling dunia dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropa Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Cina, Asia Timur, hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Jarak perjalanan Ibnu Batutah ini melampaui rekor para penjelajah Eropa di masa itu. Seorang sejarawan barat, George Sarton, bahkan mengatakan, perjalanan Ibnu Batutah melampaui jarak perjalanan Marcopolo. Ibnu Batutah telah melakukan perjalanan darat dan laut sejauh 120 ribu kilometer. Jarak tersebut merupakan pencapaian seorang penjelajah yang luar bisa dan tak tertandingi saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement