Kamis 25 Apr 2019 04:04 WIB

Perangkap Iblis

Iblis bersumpah untuk menyesatkan seluruh anak Adam dari jalan yang lurus.

Iblis diciptakan Allah dari nyala api.
Foto: Poxteer.com/ca
Iblis diciptakan Allah dari nyala api.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Arifin Ilham

Hingga kini, genderang perang dan bara permusuhan antara iblis dan manusia terus berlangsung, bahkan hingga berakhirnya kehidupan dunia. Semenjak diusirnya dari surga, iblis bersumpah untuk menyesatkan seluruh anak Adam dari jalan yang lurus. Iblis dan pengikutnya selalu meningkatkan keterampilan dan siasat licik mereka dalam menggoda manusia.

Iblis berkata, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian, saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan, Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS al-A’raf: 16-17).

Dari sinilah kita harus ekstra waspada dan “super” hati-hati supaya kita tidak sampai teperdaya dan terperangkap dalam jejaring setan dan para anteknya. Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk membaca doa yang dibaca pagi dan sore hari.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutuplah aurat-auratku, berikan rasa aman padaku. Ya Allah, jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dari atas, dan aku berlindung pada keagungan-Mu agar aku tidak tersambar dari bagian bawahku.” (HR Abu Dawud dari Ibnu Umar, disahihkan oleh Syaikh al-Albany).

Ayat Alquran di atas menjelaskan bahwa iblis akan selalu menghalang-halangi kita dari jalan yang lurus. Caranya, dia akan mendatangi kita dari muka, belakang, kanan, dan kiri kita.

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, “Kemudian, saya akan mendatangi mereka dari muka,” iblis akan membuat manusia ragu akan permasalahan akhirat (min baini aidihim). Bahkan, manusia dibuatnya buta sehingga sampai pada satu titik manusia tidak lagi percaya akan adanya hari pembalasan.

“Dan, dari belakang mereka,” iblis akan membuat mereka cinta kepada dunia (wa min kholfihim). Karena sudah tidak memercayai adanya hari akhir, iblis akan membawa manusia untuk bersuka cinta dengan gemerlap dunia. Terlupa akan hidup yang sebenarnya. “Dari kanan,” iblis akan berupaya menjadikan urusan-urusan agama dibuatnya tidak jelas (wa ‘an aimaanihim). Boleh jadi, manusia ingat dengan akhirat dan tidak larut dengan dunia, tapi iblis akan masuk dengan sandi-sandi yang menyarukan. Bid’ah, takhayul, dan khurafat akhirnya disuburkan.

“Dan dari kiri mereka,” karena urusan agama dibuatnya samar, iblis merayu manusia untuk tertarik dan senang terhadap aneka kemaksiatan (wa ‘an syama-ilihim) yang telah ditumbuh-suburkan melalui media bid’ah, takhayul, dan khurafat. Na’udzubillah tsuma na’udzubillah, semoga Allah jaga dan selamatkan kita dari semua perangkap jejaring setan yang terkutuk.

sumber : Hikmah Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement