REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mengecam keras aksi pengeboman yang terjadi di Sri Lanka, Ahad (21/4). UEA juga menyebut para pelaku aksi tersebut sebagai teroris.
"Uni Emirat Arab menegaskan posisinya teguh dalam melawan segala bentuk kekerasan, terorisme, dan ekstremisme, yang menarget semua, tanpa membedakan agama dan ras," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UEA, seperti dilansir Emirates News Agency, Ahad (21/4).
Selain itu, UEA juga menyuarakan solidaritas untuk pemerintah dan rakyat Sri Lanka yang terus berjuang melawan kekerasan dan ekstremisme. Pemerintah negara di pesisir Teluk itu juga mengimbau komunitas internasional untuk memberantas akar kekerasan dan terorisme. Hal itu demi menjamin keamanan dan perdamaian dunia.
UEA pun menyatakan duka cita yang mendalam bagi pemerintah dan rakyat Sri Lanka, khususnya para keluarga korban. Pihaknya berharap, para korban segera pulih dari luka-luka, baik psikis maupun fisik.
Seperti diketahui, insiden bom yang menarget sejumlah gereja dan hotel terjadi pada saat Hari Raya Paskah di Sri Lanka. Setidaknya, 185 orang dilaporkan tewas, sedangkan ratusan lainnya luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit.
Target pelaku pengeboman ini adalah tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka. Insiden memilukan ini dinilai menjadi serangan paling mematikan sejak perang saudara yang berakhir 10 tahun yang lalu di negara tersebut.