Kamis 18 Apr 2019 05:05 WIB

Akibat Buruk Kedengkian yang Akut

Dengki, bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Takwa (ilustrasi).
Foto:

Melihat perilaku yang tidak biasa yang dilakukan anak muda itu, rupanya raja tersinggung. Raja mengira, apa yang didengarnya waktu itu memang benar bahwa anak muda itu telah menggunjingnya. "Rupanya, benar perkataan orang itu, ia benar-benar menganggap mulutku bau," katanya dalam hati.

Karena merasa direndahkan, sang raja kemudian memikirkan suatu rencana jahat terhadap anak muda itu. Raja lalu meminta anak muda itu menyampaikan surat hasil tulisan tangannya. "Bawalah surat ini dan serahkanlah kepada fulan."

Ternyata, surat itu berisi, "Jika sampai kepadamu pembawa surat ini maka sembelih dan kulitilah dia, kemudian isilah tubuhnya dengan jerami."

Berbalik

Setelah itu, anak muda itu keluar hendak membawa surat raja kepada si fulan. Di tengah jalan, ia bertemu dengan si pendengki. "Apa yang kamu bawa?" tanyanya. "Surat raja untuk fulan. Surat ini beliau tulis dengan tangannya sendiri," katanya.

Si pendengki itu tahu, biasanya beliau tidak pernah menulis surat sendiri kecuali dalam urusan pembagian hadiah. "Berikanlah surat itu kepadaku, aku ini sedang butuh uang," pintanya. Ia kemudian menceritakan kesulitan hidupnya. Karena kasihan, surat itu akhirnya ia serahkan kepada si pendengki.

Si pendengki menerimanya dengan senang hati. Setelah sampai di tempat tujuan, ia menyerahkan surat itu kepada teman raja. "Masuklah ke sini, raja menyuruhku membunuhmu," kata teman raja.

Si pendengki kaget, ia tidak percaya bahwa suratnya itu diperintahkan untuk membunuh si pembawa surat yang pertama. Si pedengki itu mencoba bernegoisaasi dan berkata.  "Yang dimaksud bukan aku, coba tunggulah sebentar biar kujelaskan," katanya dengan ketakutan.

Namun, si penerima surat tidak mengindahkannya. "Perintah raja tak bisa ditunda," katanya. Seketika, si pendengki itu dibunuh, kemudian langsung dikuliti dan tubuh si pendengki diisi dengan jerami.

Keesokan harinya, lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya." Raja heran melihatnya masih hidup. Setelah diselidiki, terbongkarlah keburukan si pendengki.

Raja akhirnya meminta penjelasan anak muda itu. Kata anak muda itu bahwa ia diundang oleh sorang laki-laki dan menawarkan makanan yang banyak bawang merah dan putihnya.

Kebetulan, pada saat itu, kata anak muda itu, bertepatan dengan acara pertemuan raja dan rakyat. "Agar bau mulutku tidak tercium olehmu maka aku tutup mulutku."

Anak muda itu melanjutkan, "Setelah keluar dari istana Anda, orang yang mengajak aku ke rumahnya menemuiku dan menanyakan titipanmu. Aku lalu menyerahkannya setelah dia menceritakan kesusahannya."

Mendengar jalannya cerita, tahulah raja bahwa orang itu ternyata dengki kepada sahabatnya. Raja berkata, "Benar ucapanmu. Jika orang yang berbuat baik akan mendapat balasan dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya.

sumber : Islam Digest Republika/C62
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement