REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter umum, bedah, dan dokter mata yang ada di lingkungan istana dipimpin oleh seorang dokter senior yang disebut dokter kepala. Ini salah satu jabatan tinggi yang ada di istana. Dan, tentu saja gajinya pun selangit. Selain pendapatan pokok, sang pemimpin ini memperoleh hadiah serta hibah yang kian menggelembungkan pundi hartanya.
Tradisinya, sultan memilih dokter yang akan memimpin para dokter istana melalui sebuah dekrit. Biasanya, sultan memperoleh rekomendasi sebagai pertimbangan untuk menjatuhkan pilihannya.Terkadang ada upaya mempengaruhi sultan memilih dokter tertentu. Nil Sari dan Ali Hadar Bayat menyebutkan contoh, yaitu pemecatan Emir Chelebi dan pengangkatan Zaynah bin Khalil.
Promosi Yenibahcheli Mehmed (meninggal 1723), Halebi Mustafa, dan Nufmanzade Mustafa Mesud adalah contoh lain dari pengangakatan yang dilakukan sultan. Dokter yang memimpin sejumlah dokter lainnya di istana umumnya tak berasal dari provinsi. Mereka adalah dokter yang sudah dikenal di ibu kota negara dengan alasan dokter itu bertanggung jawab langsung atas kesehatan sultan.
Misalnya, Salih bin Nasrullah yang sebelum bekerja di istana merupakan dokter terkenal dari Rumah Sakit Fatih. Dokter kepala akan selalu berada di samping sultan ketika masa perang meski sultan hanya tinggal di istana selama masa tersebut. Sementara itu, penyiapan obat-obatan bagi sang sultan dan pasien istana dibuat apoteker yang menempati gedung berlantai dua yang dikenal sebagai Royal Tutor.
Ada syarat yang harus dipenuhi oleh pemimpin para dokter istana itu. Dia adalah seorang Muslim. Dari semua yang pernah memegang jabatan itu adalah Muslim sejak lahir atau mereka yang beralih memeluk agama Islam.
Sejak 1500 hingga 1850, sebanyak 40 pemimpin para dokter didaulat oleh Pemerintah Turki Usmani. Sebanyak 31 di antaranya adalah orang Turki. Empat orang adalah penganut Kristen yang kemudian memeluk Islam, yaitu Isa dari Chios, Salih bin Nasrullah Halebi dari Allepo Suriah, Nuh dari Crete, dan Ismail Pasha dari Chios.
Dua orang yang sebelumnya Yahudi menjadi Muslim adalah Hayatizade Mustafa Feyzi dan Halebi Mustafa. Tiga lainnya adalah Muslim Arab, yaitu Qaysuni Badruddin dari Jerusalem, Qosoni Muhammad dari Kairo, dan Sayyid Yusuf Maghribi.