REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat, ada empat manuskrip Arab yang menceritakan seputar senjata api. Dari empat manuskrip itu, satu disimpan di S Petersburg, dua di Paris, dan satu di Istanbul. Keempatnya dibuat pada abad ke-14 dan di antaranya menggambarkan meriam genggam pertama beserta porsi bubuk mesiu yang sesuai.
Sejarah juga mencatat penggunaan meriam pada perang terkenal, yakni Aon-Galout melawan bangsa Mongol (1260). Saat itu, ada empat jenis campuran bubuk peledak yang digunakan. Bubuk yang daya ledaknya paling tinggi memiliki komposisi (74 persen kalium nitrat, 11 persen sulfur, dan 15 persen karbon) yang hampir serupa dengan komposisi bubuk mesiu modern (75 persen potasium nitrat, 10 persen sulfur, 15 persen karbon).
Campuran ini memiliki kekuatan yang lebih besar ketimbang bubuk mesiu yang ada di Tiongkok dan Eropa pada masa itu. Perang Aon-Galout juga menjadi titik awal dipakainya peluru berbubuk mesiu yang digunakan Mesir pada tombak api dan meriam genggam. Bangsa Mamluk mengembangkan meriam jenis ini pada abad ke-14.
Di Spanyol, orang-orang Arab menggunakan meriam untuk melawan Sevilla (1248), di Granada pada 1319, di Baza/Albacete pada 1324, di Huescar dan Martos pada 1325, di Alicante (1331), dan di Aljazira pada 1342-1344. Terkait hal ini, Partington mengatakan, "Sejarah artileri di Spanyol berhubungan dengan yang ada di Arab.'' Ia juga menyebut, berdasarkan catatan orang Arab, merekalah yang memperkenalkan senjata api ke Spanyol, Italia, lalu ke Prancis dan akhirnya ke Jerman.
Dalam bukunya, Hassan al-Rammah juga menuliskan berbagai jenis panah dan tombak berapi serta menggambarkan apa yang nanti menjadi torpedo. Al-Rammah menyebut benda itu (torpedo) sebagai 'telur yang bisa bergerak sendiri dan meledak'. Ilustrasi dan teks menyatakan, alat ini dapat bergerak di atas permukaan air. Benda ini terdiri atas dua lempengan besi yang disatukan. Berbentuk mirip buah pir, benda ini terbuat dari logam dan campuran bubuk mesiu dilengkapi dua buah batang sebagai kemudi untuk mendorong roket besar.
"Ini penemuan yang tak terduga, sebuah roket mendorong torpedo. Roket itu dilengkapi semacam ekor untuk memastikan pergerakan yang lurus,'' komentar Winter, ilmuwan Barat lainnya.
"Orang-orang Arab, dalam kesempatan apa pun, tampaknya menjadi orang pertama yang mewarisi rahasia roket, dan melalui tulisan-tulisan Arablah-dibandingkan tulisan-tulisan Mongol-orang-orang Eropa mengenal roket,'' katanya lagi.