REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Konferensi Ulama Sufi Internasional yang digelar di Pekalongan, Jawa Tengah, 8-10 April ini menghasilkan beberapa rekomendasi dan kesepakatan. Salah satu yang menjadi perhatian, yaitu pembentukan Forum Sufi Internasional dengan diketuai oleh Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.
Seluruh kesepakatan yang dihasilkan dari konferensi tersebut dibacakan oleh ulama asal Suriah, Syekh Muhammad Adnan Al Afyouni. Dia merupakan ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah dan mufti agung di Damaskus.
"Ini adalah hasil dari selama dua hari berturut-turut melakukan diskusi dan kajian yang mendalam dari para ulama yang hadir hingga melahirkan Forum Sufi Internasional," kata Al Afyouni.
Forum Sufi Internasional memiliki pedoman berupa visi, misi, dan tujuan. Visi forum tersebut yaitu menuju kehidupan yang tersambung dengan Allah SWT melalui jalan Rasulullah SAW. Sedangkan misinya, yakni hakikat iman dalam batasan-batasan syariah dan penegakan akhlak untuk kebahagiaan umat manusia.
Adapun tujuannya, terdiri dari delapan butir. Pertama, mengaktifkan peran tasawuf dalam pembentukan individu yang saleh dan masyarakt yang unggul serta penegakan wawasan kebangsaan dan kemanusiaan. Kedua, kerja sama dalam mewujudkan kesatuan di antara para ahli tasawuf, ahli makrifat, dan seluruh dai.
Ketiga, mengambil manfaat dari kelebihan-kelebihan tarekat dan ciri-cirinya dalam pembentukan kembali rumah sufi yang disempurnakan dengan hikmah. Keempat, kerja sama dalam melahirkan diskursus moderat yang efektif dan berpengaruh sesuai dengan kebutuhan zaman.
Kelima, penyebaran Islam, kedamaian, keharmonisan dan keamanan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Keenam, dokumentasi data-data yang terkait dengan tarekat-tarekat tasawuf yang mu'tabaroh dan penjelasan sanad-sanadnya.
Ketujuh, pembahasan tentang batasan-batasan kerja sufi di era modern dan solusi atas konflik keamanan, kemasyarakatan, dan ekonomi. Termasuk realisasi sistem ekonomi, yakni swasembada untuk memberikan kekuatan secara ekonomi kepada umat dan pembangunan yang berkelanjutan.
Kedelapan, yaitu pelurusan paham-paham yang keliru tentang Islam dam memberikan wajah islam yang indah dan hakiki.