REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN – Konferensi Ulama Sufi Internasional menyuarakan pula pembelan terhadap bangsa Palestina. Peserta konferensi mengutuk apa yang dilakukan Israel terkait perampasan tanah dan pembangunan permukiman di wilayah Palestina, serta peneroran terhadap penduduk asli Palestina.
"Tasawuf hakekatnya adalah dakwah yang humanis untuk hidup berdampingan secara damai di dunia dan memerangi semua bentuk kekerasan," kata Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah sekaligus Mufti Agung Damaskus, Syekh Muhammad Adnan al-Afyouni, saat membacakan hasil konferensi di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (10/4).
Atas dasar itu juga, lanjut al-Afyouni, telah disepakati bahwa pihaknya mengutuk dan menolak segala macam usaha untuk mengaitkan antara teroris dan Islam. Sebab, Islam sejatinya mengajak pada kasih sayang, cinta, dan perdamaian.
Persoalan Palestina menjadi salah satu isu penting yang disoroti para ulama sufi yang hadir dalam konferensi tersebut. Total ada lebih dari 80 ulama sufi dari 37 lebih negara yang hadir dalam agenda yang dibuka oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu secara langsung.
Konferensi tersebut juga menghasilkan beberapa rekomendasi, yang salah satunya adalah pembangunan Universitas Sufi Internasional di Pekalongan. Tak hanya itu, saluran televisi yang bermanhaj dan bernafaskan sufi juga akan didirikan.
Ketua Panitia Konferensi Bidang Luar Negeri, Habib Ali Hasan al-Bahar, mengatakan Habib Luthfi bin Ali bin Yahya telah menyiapkan tanah seluas 22 hektare di Pekalongan yang siap dibangun untuk Universitas Sufi Internasional.
Habib Ali juga menyebut bahwa Ketua Ikatan Sufi Dunia, Syekh Muhammad as-Syuhumi al-Idrisi telah siap memberikan dana untuk pembangunan Universitas Sufi Internasional. Syekh as-Syuhumi juga berkomitmen mendanai berbagai kegiatan para sufi.