Rabu 10 Apr 2019 12:21 WIB

Ketika Galley Menguasai Lautan

Galley memiliki julukan pangeran lautan.

Salah satu penguasa Ottoman (ilustrasi).
Foto: Sondakika.com
Salah satu penguasa Ottoman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Arsitek Jerman Joseph Fruttenbach sangat paham akan kekuatan sebuah kapal ramping yang hanya dilengkapi sebuah layar sederhana dengan barisan pendayung di kiri dan kanan lambungnya.

Kapal itu mampu membelah ombak bersama entakan ritmis dari para pendayung, ketika tiap bilah dayung bergerak naik turun bersama ombak laksana kepak sayap elang yang terbang dengan anggunnya.

Kapal galley seperti ini, tulis Fruttenbach dalam buku Architectura Navalis yang dicetak tahun 1629, bagaikan pangeran lautan, cocok untuk mengarungi Laut Tengah di kala damai maupun perang. Fruttenbach mengukur panjang kapal galley yang lalu lalang di kawasan Mediterania antara 180 sampai 190 palmi, sebuah standar ukuran di Italia yang besarnya bervariasi antara sembilan sampai 10 inci.

Maka, sebuah kapal galley kira-kira panjangnya 150 kaki atau 30 meter, sepantar dengan kapal layar fregat 74 meriam yang merajai lautan Eropa pada abad ke-18. Namun, lebar galley hanyalah 25 hasta atau tak sampai enam meter.

Peminat pelayaran itu dipastikan pernah melihat sendiri aksi angkatan laut Turki Usmani (Ottoman) dan para bajak laut Barbarian yang mengandalkan kapal galley. Fruttenbach masih bisa mengingat pertempuran Lepanto Oktober 1571, kemenangan besar armada laut kerajaan-kerajaan Eropa atas Ottoman di Teluk Patras, Yunani.

Dia juga mencatat mengenai kematian Occhiali (Uluc Ali Reis), bajak laut kelahiran Italia bernama asli Giovanni Dionigi Galeni yang memeluk Islam dan bertempur di pihak Ottoman.

Galley Eropa ada yang bertiang layar dua, sementara galley Barbarian dan Ottoman rata-rata hanya satu. Layar ini lebih sering digulung karena pelaut pada abad ke-16 rata-rata kurang terlatih dalam navigasi dan khawatir kehilangan pandangan pada daratan sebagai pan duan pelayaran akibat terhalang layar dalam waktu lama. Jadi, jika tak ada angin dari buritan, mereka lebih suka mengandalkan tenaga pendayung.

Kapal galley Eropa biasanya hanya terdiri atas satu dek terbuka. Dek di haluan untuk akomodasi prajurit tempur, peniup terompet, dan tukang langsir kapal, serta sebagai pelindung untuk em pat meriam. Sementara, dek di buritan untuk para ksatria dan pejabat, biasanya kapten kapal atau laksamana yang du duk dilindungi sebuah kanopi atau ba ngunan kabin sambil memantau para kru. Di paling belakang, sambil mengawasi lewat atap dek buritan, berdiri seorang pilot memegang batang kemudi di tangannya.

Di antara dua dek depan dan belakang, pada lambung kapal adalah tempat sumber tenaga utamanya: 54 bangku, masing-masing 27 di tiap sisi kapal, yang ditumpangi empat atau lima budak yang bertanggung jawab mengayuh 54 da yung. Kapal galley dalam bahasa Inggris disebut juga galleot atau brigantin. Orang Italia menyebutnya vergantines atau frigatas. Sebutan itu tergantung pada ukuran kapal. Galleot adalah galley berukuran kecil, sementara brigantin panjangnya hanya seperempat galley.

Ukuran kapal juga me nentukan jumlah orang atau budak yang menggerakkan tiap da yung. Sebuah galley biasanya mempekerjakan empat sampai enam orang untuk mengayuh satu dayung.

Dayung pada sebuah galleot biasanya hanya dikayuh dua sampai tiga orang dan pada brigantin ha nya satu orang. Pada kapal-kapal kecil, pendayung biasanya punya fungsi ganda sebagai pe tarung di lautan.

Sebuah kapal galley besar Eropa biasanya ditenagai oleh 270 pendayung. Di dek belakang ada kapten kapal, pemuka agama, dokter, tukang tulis, kepala kelasi, pilot, 10-15 petualang, teman-teman kapten, yang berbagi ruangan di kabin buritan. Lalu, ada 12 tukang kemudi, enam pengawas di tiang layar, 10 sipir penjaga tawanan, 12 pelaut, empat pe nembak meriam, tukang kayu, pandai besi, dan beberapa koki. Masih ada 50-60 prajurit sehingga total awak kapal galley Eropa bisa mencapai 400 orang.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement