Selasa 09 Apr 2019 16:48 WIB

Mimpi Sultan Ottoman Bangun Univeritas di Beijing Terwujud

Universitas Hamidiyah (Hamidiye University) akhirnya dibuka pada 1908.

Era Dinasti Ottoman.
Foto: Aksitarih.com
Era Dinasti Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak saat itu, Muslim Cina menggunakan halaman Masjid Niujie untuk belajar pada dua mualim Turki tersebut. Setahun kemudian, keinginan sang sultan untuk membangun universitas di Cina terwujud. Universitas Hamidiyah (Hamidiye University) akhirnya dibuka pada 1908 di belakang Masjid Niujie, Beijing. Gedung universitas terdiri atas gedung utama dan tiga ruang kelas. 

Sejarawan As Yang Hai Hai Peng, kepala Departemen Sejarah dan Budaya Muslim Cina, mengatakan bahwa pembukaan Universitas Hamidiyah merupakan momen penting dalam kehidupan Muslim negeri itu. Universitas tersebut membuat Muslim Cina lebih dekat dengan Kesultanan Turki Usmani. Pada Desember 1908, dua ulama Tur ki itu meninggalkan Cina dan Universitas Hamidiyah diambil alih oleh Muslim setempat. Namun, karena kurangnya tenaga pengajar, Universitas Hamidiyah akhirnya berubah menjadi sekolah dasar. 

Baca Juga

Revolusi komunis pada 1949 telah mengubah kurikulum pendidikan di Cina. Bahasa Arab dan pendidikan agama dihapuskan dan hanya bahasa Cina yang diajarkan. Universitas Hamidiyah yang kekurangan dana dan berubah menjadi sekolah dasar pun akhirnya ditutup. Namun, komunitas Masjid Niujie memutuskan untuk menggunakan salah satu ruang kelas universitas sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam pada anak-anak. 

Setelah 100 tahun lamanya, Masjid Niujie dan gedung Universitas Hamidiyah masih berdiri lengkap dengan tamannya pada 2008. Namun, salah satu ruang kelas Universitas Hamidiyah dijadikan museum sejarah Masjid Niujie.

Jika pada Hari Raya Idul Fitri dan hari Jumat sulit menemukan tem pat pada areal seluas 6.000 me ter persegi di Masjid Niujie, mereka yang ingin shalat dapat menuju ruang kelas yang kosong di gedung Universitas Hamidiyah.

Walaupun ciri khas Kesultanan Turki Usmani pada Universitas Hamidiyah terhapus dan nama Sultan Abdul Hamid II tidak lagi diucapkan pada khotbah Jumat di Masjid Niujie, mereka yang mengetahui sejarah Universitas Hami di yah tidak bisa lupa akan Kesultanan Ottoman. Arsitektur khas Ottoman di taman Masjid Niujie akan selalu mengingatkan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement