Selasa 09 Apr 2019 16:00 WIB

Diplomasi Ottoman-Muslim Cina

Ottoman membutuhkan dukungan umat Islam guna menghadapi hegemoni Barat.

Sultan Abdul Hamid II
Foto: Wikipedia
Sultan Abdul Hamid II

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Turki Usmani (Ottoman) adalah kesultanan paling ber pengaruh dalam sejarah Islam. Pengaruh Ottoman tidak hanya sampai pada Eropa, tapi juga Asia Timur. Dengan wilayah kekuasaan yang luas, Ottoman memerlukan dukungan dari umat Islam seluruh dunia untuk menghadapi negara-negara Barat.

Sebagai strateginya membangun kekuatan dan dukungan di Asia, Ottoman yang saat itu dipimpin oleh Sultan Abdulhamid II mencoba men jalin hubungan dengan Muslim di Cina. Menteri Pertahanan Turki Ismail Enver Pasha (1881-1922) diutus ke Cina pada 28 April 1901. Enver bersama istrinya seorang Austria, dua juru tulis, dua cendekiawan, dua tentara, dan seorang pelayan berangkat dari Istanbul melewati Izmir, Alexandria, dan Laut Merah menuju Cina dengan menggunakan kapal uap Austria.

Baca Juga

Setelah perjalanan panjang dan sulit, pada Mei 1901, rombongan Enver Pasha tiba di Pelabuhan Shanghai. Kabar keberangkatan Enver Pasha menuju Cina membuat perwa kila Barat di Cina bertanya-tanya apa sebenarnya motif misi diplomatik Ottoman itu. Mereka menganggap, kunjungan Enver merupakan manuver untuk memperkuat kekuasaannya dengan cara membuat Muslim Cina masuk dalam pengaruhnya.

Setibanya di Cina, dengan bahasa Prancis yang lancar dan gayanya yang bisa memengaruhi siapa saja, Enver Pasha berkata pada masyarakat Muslim dan perwakilan negara Barat bahwa kedatangannya adalah untuk menyampaikan pesan perdamaian dari Sultan Abdul Hamid II dan mendeklarasikan Sultan Abdul Hamid II sebagai “Pemimpin Umat Islam”.

Perwakilan negara-negara Barat yang saat itu berkuasa di berbagai pelabuhan Cina menilai tujuan uta ma utusan Istanbul itu adalah untuk meraih simpati 50 juta-70 juta Muslim Cina, sebuah kelompok masya ra kat yang cukup besar saat po pulasi Cina kala itu mencapai 500 juta.

Seperti surat duta besar Prancis untuk Beijing ke Paris yang isinya bernada kekhawatiran bahwa kehadiran utusan Ottoman akan membangkitkan pergerakan Islam di daerah padat Muslim, seperti Guang xi, Guang zhou, dan Yunan, untuk melawan kekuasaan Barat. 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement