REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) hingga kini masih dalam proses pembangunan. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin.
Seperti diketahui, pada 5 Juni 2018 lalu Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama kompleks perguruan tinggi itu. UIII dibangun di atas lahan seluas 142,5 hektare.
Dia meneruskan, Kemenag juga sedang mempersiapkan kurikulum studi Islam. Hingga sekarang, persiapan itu sudah mencapai 99 persen alias hampir tuntas. Adanya kurikulum tersebut juga dilakukan untuk menyambut penerimaan mahasiswa baru UIII pada 2020 mendatang.
Kamaruddin mengungkapkan, UII nantinya akan membuka tujuh fakultas, yakni Kajian Islam, Ilmu Sosial Humaniora, Ekonomi Islam, Sains dan Teknologi, Pendidikan, Arsitektur, dan Seni.
Untuk tahun pertama, lanjut dia, tiga fakultas diperkirakan akan dibuka, yaitu Kajian Islam, Pendidikan dan Ilmu Sosial Humaniora. Pihaknya juga masih mendiskusikan jumlah kouta mahasiswa baru untuk pembukaan kampus ini nanti.
"Jumlah mahasiswa sementara masih kita diskusikan berapa persisnya. Karena ini baru dan hanya pascasarjana (yang dibuka), jadi kemungkinan sistem penerimaan mahasiswanya sendiri (mandiri)," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/4).
Ditanya soal sistem pendidikan yang akan diterapkan, Kamaruddin menjelaskan, UIII akan mengadopsi tradisi kesarjanaan Islam yang diterapkan di pusat-pusat studi Islam level dunia. Misalnya, di Timur Tengah dan Eropa serta Amerika. Tenaga pengajar berasal baik dari dalam maupun luar negeri.
"Tergantung kebutuhan nanti, tetapi kita berusaha mendatangkan sejumlah profesor dari luar negeri," kata dia.
Berdasarkan master plan, kawasan UIII akan diisi beragam bangunan. Mulai dari gedung fakultas, rektorat, perpustakaan, gedung serba guna, pusat olahraga, taman cagar alam, taman suaka religi, hingga rumah permanen bagi mahasiswa yang berkeluarga, karyawan, serta tenaga pengajar.
Kompleks UIII rencananya dibagi ke dalam tiga zona. Zona satu terdiri dari Gedung Rektorat, Masjid, Perpustakaan, Gedung Fakultas, Infrastruktur Kawasan, Lansekap dan Ruang Terbuka Hijau, Echo Sanctuary Park.
Zona dua merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan mahasiswa, kampus residen untuk para staf serta akademisi kampus, dan bangunan MEP. Sementara, zona tiga terdiri dari kawasan fakultas dan pusat kajian, serta Kawasan Peradaban seperti terdapat museum, pertunjukan seni dan budaya Islam, dan gedung serba guna.
Terpisah, Ketua Panitia Pembangunan UIII Prof Komaruddin Hidayat menjelaskan, mahasiswa UIII berasal dari Indonesia dan luar negeri. Pihak kampus juga akan mewajibkan mahasiswa asing untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Meski begitu, Komaruddin mengatakan, bahasa yang akan digunakan selama kegiatan belajar mengajar di UIII adalah bahasa Arab dan Inggris, sedangkan bahasa Indonesia hanya ditujukan sebagai pengenalan saja bagi mahasiswa-mahasiswa asing.
"Mahasiswanya sementara mungkin 50-50 dari luar negeri dan 50-50 dari Indonesia. Mahasiswa asing yang di sini nanti akan dikasih beasiswa, dan diwajibkan belajar bahasa Indonesia, sehingga nanti alumninya secara tidak langsung jadi duta budaya Indonesia pada negaranya masing-masing," jelas Komaruddin.
Pembangunan UIII telah direncanakan sejak dua tahun lalu, dan telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian UIII pada tanggal 29 Juni 2016.
Peletakan Batu Pertama. Presiden Joko Widodo memberikan paparan saat peletakan batu pertama pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat, Selasa (5/6).