Sabtu 06 Apr 2019 16:16 WIB

Cara Umar bin Abdul Aziz Tegakkan Keadilan

Umar bin Abdul Aziz tegakan keadilan guna menjadi pondasi kerajaan.

Masjid Agung Umayyah
Foto: gohistory.com
Masjid Agung Umayyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sosok khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan pemimpin yang mampu menjalankan agamanya, menunaikan amanahnya, serta menyampaikan nasihat kepada rakyatnya. Umar bin Abdul Aziz, seorang keturunan dari khalifah kedua, yakni Umar bin Khattab —menjalankan pemerintahannya dengan hikmah.

Dia menegakkan keadilan yang menjadi fondasi kerajaan. Penegakan keadilan itu jika berlangsung lama, akan membangun. Sementara itu, kezaliman akan menghancurkan. Pada pemerintahannya, seorang bijak mengatakan, serigala berada di dekat domba tanpa menyakiti domba tersebut.

Baca Juga

Ketika serigala memakan domba itu, orang-orang berkata, "Berarti Amirul Mukuminin sudah meninggal." Pernah pada satu ketika, Umar bin Abdul Aziz menghentikan budaya memberi upeti yang dilakukan masyarakat kepada pejabat sebelumnya.

Dalam salah satu pesan yang disampaikan dari atas mimbar, Umar berkata, " Demi Allah, seharusnya mereka tak memberikan upeti itu, dan kami sebagai pejabat tak boleh menerimanya. Dan, ketika jabatan ini berada di tanganku maka aku hanya mempunyai Allah yang memperhitungkan seluruh tindakanku. Ketahuilah aku telah mengembalikan semua pemberian itu. Hal itu aku mulai dari diriku dan keluargaku. bacalah Muzahim! (nama seorang hamba sahayanya)."

Muzahim sebelumnya membawa sebuah tas yang di dalamnya terdapat beberapa buku catatan upeti itu. Dia pun membaca buku catatan tersebut. Umar lantas mengambil buku itu. Ia mengguntingnya dari atas mimbar. Begitu pula buku upeti lainnya. Prosesi ini berlangsung hingga azan Zhuhur berkumandang.

Umar juga dikenal tidak suka dengan pengawalan yang berlebihan. Saat Umar menguburkan jenazah Sulaiman bin Abdul Malik, dia mendengar suara bumi bergetar. Umar pun bertanya, "Apa ini?" Ada yang menjawab, "Ini adalah suara datangnya armada kendaraan kekhalifahan, wahai Amirul Mukminin, yang didatangkan ke sini agar Anda menaikinya."

Mendengar itu, Umar berkata, "Apa perluku terhadap kendaraan itu. Singkirkan kendaraan itu dan berikan kudaku." Umar pun mendapatkan kudanya yang segera di kendarai.

Setelah itu, datang petugas yang mengawalnya di samping kanan dan kirinya. Mereka dilengkapi pakaian dinas dan senjata lengkap. Melihat itu, Umar berkata, "Menyingkirlah kalian dariku. Apa perluku terhadap penjagaan kalian?" para pengawal Umar lantas menyingkir.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement