REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan kembali menyapa. Sebagai Muslim, kita perlu bersiap untuk menyambutnya. Persiapan dibutuhkan agar seluruh ibadah, terutama puasa yang kita lakukan sepanjang bulan suci tidak sia-sia. Ustaz Ishom 'Aini menuturkan, memasuki Ramadhan, Rasulullah SAW dan para sahabat selalu menghidupkannya dengan berpuasa. Hal itu pun dilakukan umat Islam sampai sekarang mengingat hukumnya yang wajib.
"Kalau berpuasa di bulan lain, status hukumnya sunah," ujarnya dalam kajian MT Mulia Rabbani di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta belum lama ini.
Akan tetapi, kata dia, puasa yang dilakukan belum tentu mendapatkan keistimewaan. Bahkan, Rasul dalam sebuah hadis mengatakan, "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan dari puasanya itu kecuali rasa lapar dan dahaga."
Dengan begitu, kita harus mengoreksi amalan puasa ini supaya tidak hanya mendapat lapar dan haus. "Kalau kita berupaya maksimal untuk mengoreksi ibadah kita maka akan banyak keistimewaan yang didapat," tegas Ustaz Ishom.
Ia menjelaskan, Allah menyiapkan pahala tanpa batas bagi mereka yang berpuasa. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman: Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut untuk-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku."
Ustaz Ishom menyatakan, dari hadis tersebut berarti hanya Allah yang tahu besarnya pahala puasa. Selain itu, ibadah puasa dapat memberi syafaat bagi orang yang melakukannya.
Ia melanjutkan, seorang Muslim yang berpuasa bisa melakukan tiga ma cam kesabaran. Pertama sabar terhadap ketaatan kepada Allah. "Karena tidak semua orang mau berpuasa, apalagi puasa sunah," ujarnya.
Kedua, tambah dia, sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah. Ketiga, sabar dalam penderitaan. Maka wajar bila Allah memberikan pahala tidak berbatas bagi mereka yang menjalankan puasa.
Allah berfirman dalam Surah az-Zumar ayat 10, "Katakanlah, 'Hai hambahamba- Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu.' Orang-orang yang berhasil di dunia ini mendapat bantuan. Dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."
Selanjutnya, Ustaz Ishom menyebutkan, Allah menjadikan kondisi kita mustajab doa saat berpuasa. Bukan ha nya untuk kita, tapi juga untuk mendoakan orang lain. "Jadi, waktu puasa saatnya kita manfaatkan untuk meminta kepada Allah. Kita minta yang buruk menjadi baik," ujarnya.
Dia menambahkan, Allah juga menjanjikan ampunan dosa bagi mereka yang berpuasa, khususnya pada Ramadhan. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa ber puasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." Rasul pun menegaskan, "Amat merugi seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya."
"Allah pun menjadikan setiap orang yang melakukan ketaatan di samping puasa, termasuk orang yang akan dibe baskan dari api neraka. Rasul bersabda, saat Ramadhan, setan dibelenggu agar tidak menggoda orang beribadah di bulan Ramadhan. Maka, lakukan ibadah sebaik mungkin, mumpung setan dibelenggu," tutur Ustaz Ishom.
Puasa juga akan menjadi benteng kokoh yang akan melindungi kita dari api neraka. Ustaz Ishom mengungkapkan, lewat berpuasa, seluruh nafsu bisa di kendalikan. "Jadi, puasanya orang yang sia-sia karena nggak bisa mengendalikan nafsunya. Diharapkan, puasa yang kita lakukan dapat mengendalikan semua nafsu dan menjadikan kita manusia yang senantiasa bertakwa kepada Allah. Itulah tujuan puasa," ujarnya.
Allah berfirman dalam Surah al-Ba qoroh ayat 183, "Hai orang-orang ber iman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorang sebelum kalian agar kamu bertakwa." Ustaz Ishom berharap, semoga kita termasuk orang-orang yang bertakwa.