Kamis 04 Apr 2019 07:14 WIB

Peta Kolaborasi Dua Peradaban

Inilah awal kolaborasi antara para ilmuwan Muslim dan Kristen dalam pembuatan peta.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sisilia adalah tempat pertemuan dua peradaban. Dikuasai oleh orangorang Arab pada 831, pulau ini dalam kendali Muslim sampai akhir abad 11. Selama rentang waktu tiga abad, orang-orang Arab membangun bendungan, sistem irigasi, waduk, me nara air, memperkenalkan tanaman baru, seperti jeruk, lemon, kapas, kurma, dan beras.

Pada awal abad ke-11, sekelompok tentara Norman dari wilayah Normandia di Prancis Utara yang dipimpin oleh Roger berkuda ke selatan Italia untuk merebut Sisilia dari tangan orang-orang Arab. Pada 1101, Roger berhasil menaklukkan Sisilia. Empat tahun kemudian, ia mewariskan Sisilia pada anaknya, Roger II, pada 1130.

Baca Juga

Tinggi, berambut gelap, berjanggut, dan gemuk, Roger II memerintah kerajaannya dengan kebijaksanaan. Ia dikenal sebagai filsuf, matematikawan, dokter, ahli geografi, dan penyair.

Pada 1138, di istana kerajaan Palermo, Sisilia, Roger II mengadakan pertemuan dengan seorang cendekiawan Arab terkemuka. Saat cendekiawan itu memasuki aula, sang raja bangkit dan membawanya melintasi marmer berkarpet untuk menduduki tempat terhormat di samping raja. Muhammad al-Idrisi, demikian nama orang Arab itu, diminta sang raja datang dari Afrika Utara untuk membahas pembuatan peta dunia.

Al-Idrisi lahir di Ceuta, Maroko. Setelah belajar di Cordoba, Spanyol, selama beberapa tahun ia mengembara di sepanjang Mediterania, Lisbon, hingga ke Damaskus. Pada pertemuan itu, Roger II meminta sang ahli geografi itu untuk membantu pembuatan peta yang saat itu masih simbolis dan hanya berdasarkan pada tradisi dan mitos daripada penyelidikan ilmiah.

Roger ingin membuat sebuah peta dunia dengan menampilkan garis pantai, tanjung, teluk, perairan dangkal, dan pelabuhan. Inilah awal kolaborasi antara para ilmuwan Muslim dan Kristen dalam pembuatan peta.

Untuk melaksanakan proyek tersebut, Roger II mendirikan sebuah akademi geografi dengan dirinya sebagai direktur dan al-Idrisi sebagai sekretaris. Roger II ingin tahu kondisi yang tepat dari setiap daerah, iklim, jalan, sungai-sungai, dan laut dunia luar. Akademi geografi tersebut dimulai dengan mempelajari dan membandingkan karya-karya geografi sebelumnya dari 12 cendekiawan yang 10 di antaranya adalah Muslim.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement