Senin 01 Apr 2019 12:46 WIB

Pesantren Lemka Buka Kursus Kaligrafi yang Ke-66

Pesantren Lemka buka Kursus kaligrafi yang ke 66 agar Musim makin cinta Alquran.

KH Didin Siradjudin AR tengah mengajar melukis kaligrafi.
Foto: Didin Siradjudin
KH Didin Siradjudin AR tengah mengajar melukis kaligrafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar kaigrafi, KH Didin Sidarjudin AR, mengatakan publik bisa berpartipasi mengenal kaligrafi yang merupakan salah satu inti dari seni Islami. Maka dalam waktu dekat bisa mengikuti kursus kaligrafi di pesantrennya yang sudah mencapai gelombag ke 66.

‘’Pembukaan kursus kaligragi di Pesantern Lemka (Lembaga Kaligrafi) yang memasuki gelombang ke-66 siap dibuka. Acara diramaikan oleh demonstrasi kaligrafi, pameran lukisan & manuskrip (tentang kitab munakahat & mushaf tua) dan dialog dengan para pelukis kaligrafi,’’ kata Didin Siradjudin selalu Pendiri dan Direktur Lemka Didin Sirojuddin AR, di Jakarta, (1/4 2019).

Didin lebih lanjut mengatakan bika kursus kaligrafi ke-66 dalam 33 tahun sejak didirikannya Lemka pada tahun 1985. Pencaaian ini jelas merupakan prestasi yang prestisius karena berhasil membina lebih 5000 anggota kursus di lingkungan Jabodetabek.

‘’Bahkan, menyusul didirikannya Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka (1998) di Sukabumi, kader-kader khattat & pelukis kaligrafi bertambah 1700an lagi sampai sekarang. Tujuan semua hanyalah untuk Allah Swt semata,’’ ujarnya.

Didin mengatakan, publik memang masih asing dengan seluk-beluk proses pembuatan lukisan kaligfari.  Umat Muslim pun belum banyak yang paham dan memahami. Kadang malah luksan kaligrafi dianggap hal sepele.

“Padahal karya kaligrafi itu sangat akrab dengan Muslim. Setiap kali mereka membaca Alquran pasti dia membaca tulisannya yang jelas merupakan bagian dari karya kaligrafi. Melalui kursis kaligfari itu jadi tahu bahwa tulisan Arab itu banyak gaya (khat)-nya. Jadi dengan tahu akan kaligfari seorang Muslim akan lebih mencintai Alquran,’’ tegasnya,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement