REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bimaristan terbuka untuk semua orang 24 jam setiap harinya. Beberapa dokter hanya melayani pria. Sementara, para dokter wanita hanya melayani pasien kaum hawa. Namun, ada juga yang melayani keduanya di bangunan terpisah dengan fasilitas yang sama.
Sementara, untuk mengobati kasus ringan, dokter melayani di klinik rawat jalan dan obat-obatan yang diresepkan untuk dikonsumsi di rumah. Tindakan khusus dilakukan untuk mencegah infeksi.
Sementara, pasien rawat inap diharuskan menggunakan pakaian rumah sakit seperti halnya rumah sakit modern. Saat dibawa ke bangsal, pasien akan menemukan tempat tidur dengan seprai bersih dan kasur yang telah disiapkan khusus. Kamar dan bangsal rumah sakit dibuat rapi dan bersih, dan sinar matahari diberikan celah untuk masuk ke ruangan.
Ilmuwan Hossam Arafa dalam tulisan berjudul "Hospital in Islamic History" menyebut, bimaristan juga memperhatikan pasokan air dan kebersihan kamar mandi. Dalam kondisi sehat ataupun sakit, shalat tetap merupakan sebuah kewajiban. Namun, orang yang sakit mendapat keringanan untuk melaksanakan shalat berdasarkan kemampuan fisiknya.
Petugas selalu mengawasi kebersihan rumah sakit dan kamar setiap hari. Bahkan, khalifah atau sultan terkadang melakukan kunjungan pribadi atau blusukanke rumah sakit untuk memastikan warganya yang sakit mendapatkan perawatan terbaik.
Saat pasien tiba di rumah sakit, proses pengobatan yang dianjurkan oleh dokter pun langsung dimulai. Pasien diberi asupan diet tetap, bergantung pada kondisi dan penyakit. Sementara, makanan yang diberikan berkualitas tinggi, termasuk daging ayam, daging sapi dan domba, serta buahbuahan dan sayuran segar.
Kriteria utama dianggap sembuh adalah ketika pasien dapat menghabiskan porsi roti secara sekaligus, serta daging panggang hewan unggas. Jika pasien dapat dengan mudah mencernanya, mereka dianggap telah sembuh dan dapat dipulangkan.
Sementara, pasien yang dianggap telah sembuh tapi masih dalam keadaan lemah dipindahkan ke bangsal pemulihan sampai mereka sehat total. Pasien yang miskin diberi pakaian baru, bahkan diberikan sejumlah uang untuk membantu mereka membangun kembali mata pencahariannya.