Kamis 21 Mar 2019 17:07 WIB

Wakaf Produktif Solusi Atasi Kemiskinan

Wakaf dikelola dengan skala korporasi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden ACT, Ahyudin usai diskusi peran strategis wakaf dalam pengentasan kemiskinan di Menara 165, Jakarta, Kamis (21/3).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Presiden ACT, Ahyudin usai diskusi peran strategis wakaf dalam pengentasan kemiskinan di Menara 165, Jakarta, Kamis (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Global Wakaf  Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengelola dana wakaf yang dijadikan berbagai korporasi wakaf agar menjadi wakaf produktif. Wakaf produktif hasilnya bisa digunakan untuk membiayai berbagai program sosial, sementara pokok wakafnya tetap utuh tersimpan. 

Presiden ACT, Ahyudin mengatakan, bahasa langitnya kunci surga adalah para dermawan. Kedermawanan yang paling dibutuhkan saat ini untuk mengatasi sebuah permasalahan yang besar adalah wakaf. Bagaimana caranya agar wakaf menjadi instrumen pengentasan kemiskinan?

Baca Juga

"Ingat wakaf itu produktif, hanya dengan mengkorporasikan wakaf, maka wakaf bisa dijadikan andalan untuk mengentaskan kemiskinan," kata Ahyudin kepada Republika.co.id usai diskusi peran strategis wakaf dalam pengentasan kemiskinan di Menara 165, Kamis (21/3).

Ia menjelaskan, jika wakaf tidak dikorporasikan dalam segala bentuk industri, maka tidak akan terjamin kesinambungannya. Selain itu, wakaf juga jadi tidak terkelola secara profesional dan tersistem. Maka wakaf hanya menjadi narasi yang terdengar tapi tidak perah terwujud dalam sebuah pembuktian pengentasan kemiskinan.

Ia menerangkan, kes wakaf atau wakaf tunai diterima Global Wakaf - ACT sebagai lembaga pengelola wakaf. Kemudian dari dana wakaf tersebut dibuat berbagai program yang sudah dikorporasikan. Di antaranya korporasi berbasis pangan seperti lumbung pangan wakaf dan lumbung ternak wakaf.

Ahyudin mengungkapkan, alasan memilih korporasi pangan karena pangan kebutuhan primer yang paling utama. Global Wakaf - ACT ingin bermain di hulu. "Kes wakaf bisa kita landing-kan ke dalam program wakaf yang sekalanya korporasi, agro wakaf ada pertanian padi, jagung dan peternakan, itu produktif hasilnya," ujarnya.

Hasil atau keuntungan dari korporasi pangan bisa digunakan untuk proyek-proyek sosial. Di antaranya untuk program bantuan pangan, pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin. Bahkan bisa untuk membangun perumahan rakyat, artinya hasilnya bisa untuk infrastruktur rakyat. Tentu hasilnya bisa untuk megentaskan kemiskinan.

"Korporasi wakaf dalam hitungan kami harus Rp 1 triliun ke atas nominal capitolnya, itu baru memungkinkan hasilnya bisa mendukung kebutuhan urusan pangan, pendidikan, kesehatan dan perumahan masyarakat di bawah," kata dia.

Ahyudin menyampaikan, sekarang ACT mengajak dan meyakinkan masyarakat lewat berbagai sarana edukasi agar menjadi wakif. Objek wakaf yang paling dianggap fleksibel dan produktif adalah kes wakaf. Sebab kes wakaf lebih fleksibel untuk didayagunakan dalam format korporasi.

Ia mengingatkan, setiap orang adalah wakif. Nominal wakaf tidak dibatasi dan waktunya pun tidak dibatasi. Artinya kapanpun, berapapun dan di manapun semestinya setiap orang bisa menunaikan wakaf. Ahyudin menegaskan, wakaf untuk memberikan solusi bagi persoalan besar dan solusinya berkesinambungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement