REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaysia menegaskan komitmennya untuk membantu umat Islam di Prancis. Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail, mengatakan Malaysia siap untuk membantu Dewan Keyakinan Muslim Prancis (Conseil Francais du Culte Musulman/CFCM) dalam beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan umat Islam di negara itu. Termasuk, menurutnya, para imam dan tetua Muslim lainnya.
Hal demikian disampaikan dalam pertemuan dengan wakil presiden CFCM, Anouar Kbibech, kemarin Rabu (20/3). Pada pertemuan itu, Kbibech juga meminta bantuan Malaysia untuk meningkatkan industri pariwisata halal Prancis, yang ditangani oleh komunitas Muslim Prancis.
Menurut Wan Azizah, berbagai hal dibahas untuk saling menguntungkan kedua belah pihak. Termasuk, kata dia, bagaimana Malaysia dapat membantu umat Islam di Prancis melalui CFCM. Salah satunya, Malaysia membantu memperkenalkan prosedur dan memberikan pelatihan bagi para imam dan Muslim senior lainnya di negeri pusat mode dunia tersebut.
"Saya diberi tahu bahwa ada sekitar 2.500 masjid di Prancis dan CFCM telah menyatakan kesediaannya untuk mengirim imam dan senior Muslim lainnya ke Malaysia untuk pelatihan," kata Wan Azizah kepada Bernama, dilansir pada Kamis (21/3).
CFCM sendiri merupakan badan perantara resmi komunitas Muslim Prancis dengan pemerintah Prancis dalam pengaturan kegiatan keagamaan Muslim di negara tersebut. Lebih lanjut, Wan Azizah mengatakan bahwa CFCM juga meminta bantuan Malaysia untuk menyelesaikan masalah sertifikasi halal yang telah dikerjakan mereka sejak beberapa tahun terakhir.
Ia lantas memberikan jaminan bahwa Duta Besar Malaysia untuk Prancis, Datuk Dr Afzar Mohamad Mustafar, akan menangani permintaan CFCM dengan badan-badan terkait di Malaysia.
"Saya telah mengundang perwakilan CFCM untuk mengunjungi Malaysia untuk berdiskusi dengan Departemen Pengembangan Islam Malaysia (Jakim) tentang prosedur sertifikasi halal," tambahnya.
Selain itu, Wan Azizah juga menyarankan agar Anouar agar mendirikan sebuah entitas yang mirip dengan Tabung Haji di Malaysia. Lembaga tersebut akan berfungsi untuk merencanakan dan menangani jamaah haji bagi Muslim di Prancis.
"Kami menyarankan ide untuk CFCM dan dewan itu mungkin berpikir bagaimana menerapkannya, karena di Prancis tidak ada entitas untuk mengelola jamaah haji bagi umat Islam di sana," ujarnya.
Sementara itu, Wan Azizah juga mengundang pemimpin CFCM untuk datang ke Konferensi Halal Internasional 2019 yang akan digelar di Kuala Lumpur pada April mendatang. Kunjungan ke CFCM adalah bagian dari kunjungan selama empat hari Wan Azizah ke Prancis.
Di Prancis, Wan Azizah memang memiliki agenda utama untuk memimpin pertemuan Manajemen Transformasi Sosial (MOST) Unesco dan sesi ke-14 Dewan Antarpemerintah (IGC) untuk MOST. MOST adalah program sains yang melibatkan 35 anggota UNESCO tentang transformasi sosial untuk mendorong penelitian ilmu sosial untuk digunakan oleh para pembuat kebijakan di tingkat global.