Rabu 20 Mar 2019 11:20 WIB

Masjid Agung Paris Ingin Akreditasi Halal dari Malaysia

Pihak Masjid Agung Paris mengutarakan keinginan itu kepada wakil PM Malaysia.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Hasanul Rizqa
Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Manajemen Masjid Agung Paris di Prancis diketahui berminat mendapatkan sertifikat halal dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. Adanya keinginan itu diapresiasi positif pihak pemerintah Malaysia.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail mengungkapkan, sebelumnya pernyataan itu diutarakan Dr Dalil Boubakeur selaku tokoh Masjid Agung Paris. Rumah ibadah itu telah memiliki pusat penyembelihan hewan ternak. Adanya fasilitas itu untuk melayani konsumen Muslim di Paris dan Prancis umumnya.

Baca Juga

Wan Azizah berkesempatan mengunjungi Masjid Agung Paris, Selasa (19/3). Dalam pertemuan itu, turut hadir Mufti Dr Khaled Abou Taleb dan Mufti Cheikh Bozidi.

"Mereka mengatakan rumah jagal mereka telah mematuhi semua prosedur yang ditetapkan oleh Jakim dan ingin Jakim memberikan akreditasi dan pengakuan ke pusat penyembelihan mereka," kata Wan Azizah kepada Bernama, Rabu (20/3).

Menurt Wan Azizah, permintaan dari pihak Masjid Agung Paris itu akan disampaikan kepada Jakim untuk tindakan lebih lanjut. Dia sendiri tidak dapat memastikan jangka waktu bagi Jakim untuk mengimplementasikan sertifikasi.. Hanya saja, tim Jakim akan melihat sendiri dan memantau proses penyembelihan di pusat jagal hewan ternak di Masjid Agung Paris.

"Masjid memiliki sertifikat sendiri, tetapi mereka ingin pengakuan dari Jakim karena mereka percaya kredibilitas Jakim yang sangat meyakinkan," tambahnya.

Wan Azizah memang tengah melakukan kunjungan empat hari ke Prancis sejak Ahad lalu. Ia mengunjungi Masjid Agung Paris selama sekitar 40 menit dan melaksanakan shalat di sana.

Masjid Agung Paris merupakan masjid terbesar di Prancis. Masjid ini memiliki aula shalat, taman, perpustakaan kecil, dan kafetaria. Tempat ibadah umat Muslim ini dibangun pada 1922 untuk memperingati 100 ribu Muslim Aljazair yang berjuang untuk Prancis selama Perang Dunia Pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement