REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Dewan Masjid Indonesia (DMI) memandang remaja masjid perlu kembali dibangkitkan, dan akan dijadikan ‘agent of change’ bagi kemakmuran masjid di nusantara. Melalui program ‘Satu Kelurahan, Satu Remaja Masjid’, DMI akan mendirikan organisasi remaja masjid di tiap kelurahan.
“Insya Allah DMI akan berkolaborasi dengan organisasi remaja masjid yang sudah besar. (Karena dimulai dari DKI Jakarta) Pemprov DKI Jakarta dan Ditjen Binmas Kemenag RI akan mendukung program ini,” ujar Juru Bicara DMI, Muhammad Novar Akbar, kepada Republika Senin (18/3).
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, memang secara langsung memberikan dampak positif maupun negatif bagi segala aspek kehidupan manusia saat ini. Dengan remaja yang sekarang disebut kaum millenial dan identik keranjingan gadget, ini memang menimbulkan kapasifan terhadap organisasi.
Perkembangan teknologi ini semakin berkembang dengan pesat, dan berpengaruh juga pada kehidupan beragama. “Program ini sangat perlu dilakukan. Meskipun banyak dampak positif, akan tetapi nyatanya teknologi informasi dan komunikasi memiliki dampak negatif yang cukup mempengaruhi kehidupan sosial dan kehidupan beragama pada masyarakat, terutama kepada remaja dan pemuda,” kata Novar.
Karena kekhawatiran itu lah, remaja atau pemuda sesungguhnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membawa perubahan. ‘Agent of change’ merupakan frasa yang tepat untuk menggambarkan sosok pemuda yang cerdas, berkarakter, penuh semangat, dedikasi, dan kreativitas.
Berbekal kesuksesan dari empat lembaga remaja masjid di Jakarta dalam membangun, mengelola serta mengembangkan kegiatan remaja dan pemuda berbasis masjid, sehingga DMI merasa ini perlu dibesarkan lagi. DMI ingin mengajak semua lapisan masyarakat agar kembali memakmurkan masjid dan meramaikan masjid dengan memulai membangun, membuka kembali dan mendukung kegiatan remaja atau pemuda masjid pada setiap masjid yang ada di Indonesia.
“Nantinya remaja atau pemuda masjid bisa menjadi solusi kegiatan untuk para remaja atau pemuda sekitar, agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan zaman,” jelas Novar yang juga Ketua Penyelenggara Soft Launching ‘Satu Kelurahan, Satu Remaja Masjid’.
Untuk diketahui, Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan segera meluncurkan program yang bertajuk ‘Satu Kelurahan, Satu Remaja Masjid’. Pihaknya bekerja sama dengan lembaga remaja masjid dari keempat rumah ibadah seperti Pemuda Hijrah Bandung, Pemuda Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta (Riska), Pemuda Masjid Cut Meutia Jakarta (Ricma), Pemuda Masjid At-Tin (Prisma) dan Pemuda Masjid Jogokaryan Yogyakarta.
Jadi, untuk satu kelurahan akan memiliki minimal satu lembaga remaja masjid yang bagus seperti. Dalam program ini, DMI memilih satu remaja dari lima wilayah DKI Jakarta. Nantinya kelima calon kader ini yang akan diberikan pelatihan oleh DMI yang bekerja sama dengan empat organisasi masjid, yang manajemennya sudah berjalan lebih baik.
Pelatihan yang diberikan meliputi soal bagaimana memunculkan potensi sumber daya manusia (SDM), serta membuat manajemen organisasi yang bagus untuk remaja masjid. Selain itu, pembahasan juga seputar konten dan pendanaan.
DMI nantinya akan mengevaluasi setiap tiga bulan sekali bagaimana program pendampingan itu berjalan. Jika nantinya lima remaja terpilih itu sukses atau mencapai target pelatihan, maka DMI akan mencari masjid lainnya yang perlu dibantu dalam membentuk organisasi remaja masjid.