REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta menggelar Madrasah Manajemen Ramadhan 1440 bagi takmir masjid se-Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan untuk mempersiapkan pengelolaan berbagai kegiatan dan manajemen masjid selama bulan Ramadhan mendatang.
Wakil Ketua Bidang Pentasharufan dan Penghimpunan Baznas Kota Yogyakarta, Adi Soeprapto menilai, perlu adanya pelatihan yang dilakukan terhadap takmir masjid. Di Kota Yogyakarta sendiri, terdapat sekitar 450 masjid.
"Sehingga mereka (takmir masjid) punya wawasan tentang tata kelola kelembagaan dan tata kelola kegiatan. Kenapa Ramadhan, karena masjid banyak sibuk pas Ramadhan," kata Adi Soeprapto di Ruang Pertemuan Islamic Center Masjid Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ahad (17/3).
Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka pembentukan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) yang berbasis masjid. Dia menyebutkan, dari sekitar 450 masjid tersebut, belum seluruhnya menjadi UPZ.
Adi Soeprapto, Wakil Ketua Bidang Pentasharufan dan Penghimpunan BAZNAS Kota Yogyakarta. (Republika/ Silvy Dian)
Dengan menjadi UPZ resmi di bawah naungan Baznas, maka dapat meningkatkan rasa percaya (trust) masyarakat setempat terhadap setiap masjid dalam mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS). "Supaya pelaksanaan baik pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan sedekah di masjid, mempunyai payung legal yang memadai," kata dia menambahkan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang sudah ketiga kalinya digelar. Ada dua sesi yang diselenggarakan kali ini, lantaran banyaknya jumlah peserta pelatihan. Tema yang diangkat adalah "Masjid Megah, Jamaah Indah, Dana Melimpah".
Dalam kesempatan ini, Baznas bekerja sama dengan Masjid Jogokariyan untuk memberikan pelatihan kepada para takmir masjid. Masjid Jogokariyan dinilai memiliki tata kelola yang baik, secara kelembagaan maupun tata kelola kegiatan selama Ramadhan.
Takmir Masjid Jogokariyan, Ustadz Syuban Rizali Noor mengatakan, karakter pengelolaan dana diantaranya dengan membangun pemahaman dan kesadaran berinfaq. Hal ini menjadi penting dalam melibatkan partisipasi jamaah.
Takmir Masjid Jogokariyan, Ustadz Syuban Rizali Noor saat memberikan materi di acara Madrasah Manajemen Ramadhan 1440 bagi takmir masjid se-Kota Yogyakarta, di Ruang Pertemuan Islamic Center Masjid Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ahad (17/3). (Republika/Silvy Dian Setiawan)
Selain itu, juga menjadi kunci berkelanjutanya agenda-agenda masjid. Yang mana, agenda tersebut memerlukan back up dana yang besar dan rutin. Masjid Jogokariyan juga diketahui menerapkan gerakan jamaah mandiri.
"Dari gerakan ini, ada kenaikan pemasukan infaq yang signifikan. Dan semuanya dihabiskan untuk semakin memaksimalkan layanan masjid bagi jamaah," ujar Ustadz Syuban Rizali Noor, Ahad (17/3).
Dalam hal kegiatan saat Ramadhan, Kampoeng Ramadhan Jogokariyan juga digelar. Tujuannya untuk menciptakan suasana religius di setiap sudut kampung dan Yogyakarta pada umumnya. Bahkan, kegiatan ini dapat memberikan alternatif wisata religius bagi wisatawan Muslim.