Jumat 15 Mar 2019 17:32 WIB

Para Guru Madrasah Dibekali Ilmu Pendidikan Inklusif

Pelatihan pendidikan inklusi dihelat di MTsN 1 Bogor.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Hasanul Rizqa
Pendidikan/Ilustrasi
Pendidikan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan slogan pendidikan untuk semua. Sasarannya adalah membuka seluas-luasnya akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) atau peserta didik dengan kebutuhan khusus (PDBK).

Kementerian Pendidikan dan Kenudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) mulai menyelenggarakan pendidikan bagi PDBK, baik di madrasah maupun sekolah umum. Salah satu komponen penting dalam hal ini adalah kesiapan guru.

Baca Juga

Untuk itu, Kemenag Kabupaten Bogor melalui Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Inklusif menyelenggarakan Pelatihan Pendidikan Inklusi. Acara yang dihelat di MTsN 1 Bogor itu bekerja sama dengan Hellen Keller Foundation.

Pelatihan tersebut dibuka Kepala MTsN 1 Bogor, Eti Munyati. Kegiatan itu menghadirkan praktisi pendidikan inklusif dari Yayasan Hellen Keller International, Mira Aulia. Hadir pula sejumlah instruktur pendidikan inklusif, antara lain Maskanah dan Yunanik.

"Guru adalah faktor terpenting dalam keberhasilan belajar siswa, apalagi bagi siswa inklusif," kata Eti Munyati dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/3).

Sebanyak 20 peserta menghadiri pelatiham ini. Di antara mereka adalah guru MTs1 Bogor, MTsN 2 Bogor, MTsN 3 Bogor, dan MIN 2 Kabupaten Bogor.

Mereka mengaku antusias dalam mengikuti materi pelatihan. Adapun materi yang diberikan meliputi dasar-dasar pendidikan inklusif, mengenal siswa inklusif, cara menangani siswa, dan cara membuat RPP modifikasi bagi siswa inklusif.

"Langkah ini sangat penting  untuk mengetahui kebutuhan siswa ABK. Selanjutnya guru membuat RPP yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan k mampuan siswa tersebut," ujar Maskanah.

Sementara pengawas dan trainer lainnya, Yunani, membagikan pengalaman suka dukanya dalam mendidik siswa ABK. Ia menyebut dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan kerjasama, serta keihlasan yang tulus dalam mendidik ABK. Yang terpenting jangan memaksakan diluar kemampuan sang anak.

Pelatihan ini akan ditindaklanjuti dengan praktek penanganan siswa ABK di sekolah masing-masing. Perwakilan dari Hellen Keller Internasional, Mira Aulia, menyebut praktik dibutuhkan agar ilmu yang didapat langsung bisa diterapkan dan peserta diharuskan membuat rencana tindak lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement