Selasa 12 Mar 2019 12:00 WIB

Mengenal Timur Lenk, Sang Penakluk dari Timurid

Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran

Mausoleum Timur Lenk
Foto: Wikipedia
Mausoleum Timur Lenk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pendiri Dinasti Timurid ini terlahir di Kota Kesh (kini bernama Shahri Sabz yang berarti ‘kota hijau’), sebelah selatan Kota Samarkand di Uzbekistan pada 1336 M. Dia adalah anak gubernur di wilayah yang terletak di antara Sungai Amudarya dan Sungai Sydarya di Asia Tengah. Timur masih merupakan keturunan dari Jengiz Khan.

Masa kecilnya dihabiskan dengan menggembala kambing. Ia dijuluki Lenk (Leme) yang berarti ‘pincang’ pada nama belakangnya, karena kaki bagian kirinya pincang sejak masih kanak-kanak akibat terluka saat mencuri kambing. Ia pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang berbakat dan menguasai bidang militer.

Baca Juga

Pada 10 April 1370, Timur memproklamirkan diri sebagai pemimpin dan penguasa tunggal atas daerah kekuasaan Dinasti Chaghatayi. Dia pun membentuk Dinasti Timurid yang berpusat di Samarkand. Timur dikenal sebagai tokoh yang memiliki perhatian besar dalam penyebaran ajaran Islam. Itulah mengapa dia didukung para ulama.

Timur menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah barat dan barat laut meliputi Mongol, Laut Kaspia, Ural, dan Volga. Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di Persia, termasuk Baghdad, Karbala, dan Irak Utara.

Pada 1398 M, Timur melakukan ekspedisi penaklukan ke India. Saat itu, di India terdapat kerajaan Islam yang diperintah oleh Dinasti Tughlaq di bawah pimpinan Sultan Nashiruddin Mahmud. Pasukan Timur melintasi Sungai Indus di Attock pada 24 September 1398 M. Pasukan Sultan Nashiruddin dengan mudah dikalahkan pada 17 Desember 1398 M. Dia menuliskan penaklukannya di India dalam Tuzuk-Timuri.

Sayangnya, penaklukan Delhi itu diwarnai dengan pertumpahan darah yang sebenarnya tak perlu dilakukan Timur. Dia meninggalkan Delhi pada Januari 1399 M. Menurut Ruy Gonzales de Clavijo, Timur membawa 90 ekor gajah dari Delhi untuk mengangkut batu mulia. Dia lalu menggunakannya untuk membangun masjid di Samarkand. Para sejarawan meyakini masjid itu adalah Masjid Bibi Khanym.

Setelah itu, dia berperang dengan Bayezid I, penguasa Kerajaan Usmani, dan sultan Mamluk dari Mesir. Pada 1400 M, Timur menyerbu Armenia dan Georgia. Setahun kemudian, dia menginvasi Baghdad. Sekitar 20 ribu orang tewas dalam invasi itu. Timur tutup usia pada 19 Februari 1405 M saat melakukan pertempuran melawan Dinasti Ming.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement