REPUBLIKA.CO.ID, -- JAKARTA -- Ketua Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan, Persatuan Islam (Persis), Tiar Anwar menyarankan agar masjid menyediakan zona khusus anak. Hal itu menyusul Gerakan Nasional "Sejuta Masjid Ramah Anak" (Semarak) yang digagas oleh Dewan Masjid Indonesia (DDMI yang akan dihelat pada Selasa (12/3) hingga Rabu (13/3) mendatang di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
"Anak itu perlu dikenalkan kepada masjid. Mereka tidak boleh dilarang datang ke masjid, bila perlu di sediakan sport khusus di masjid, untuk anak-anak beraktivitas," terangnya melalui sambungan telepon, Minggu (10/3).
Tiar menyarankan, anak yang tidak bisa tenang pada saat beribadah, bisa dilokalisir ke tempat khusus yang dijaga oleh orang dewasa. Sehingga, lanjut dia, anak tetap berada di masjid tapi tidak menganggu jamaah yang sedang beribadah.
Doktor Universitas Indonesia itu menjelaskan, pengenalan aktivitas masjid sangat penting bagi anak supaya anak terbiasa berada di masjid. Dia menilai, sosok orang tua yang paling tepat dalam mengajak anak pergi ke masjid adalah sangat bapak.
"Paling baik bapaknya yang mengajak ke mesjid, anak dikenalkan dengan aktivitas dimesjid supaya tau, mereka di biasakan shalat, ikut berjamaah itu suatu proses pendidikan yang baik untuk membiasakan anak ke masjid," tuturnya.
Tiar menceritakan, masjid dulunya memiliki dua bagian yakni bagian luar dan dalam. Bagian dalam dikhususkan untuk orang beribadah, sedang bagian luar biasanya di pergunakan untuk anak-anak bermain.
"Selepas shalat biasanya diisi pengajian atau kajian, anak-anak tetap diajak, mereka dilokalilisir dibagian luar sehingga mereka tidak menggangu tapi tetap di lokasi masjid," tutupnya.
Dia menambahkan, aktivitas selepas shalat bisa diisi dengan pengajian khusus anak-anak agar memberikan pengetahuan keagamaan mulai dari dini. Selain itu, membiasakan mengajak anak-anak dalam pengajian atau kajian juga sangat dianjurkan.