REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut para ahli sejarah, Islam dibawa keTrinidad dan Tobago oleh budak-budak berkulit hitam dari suku Mandigo di Afrika Barat, bukan oleh orang-orang dari India Timur. Buktinya, pada sekitar tahun 1800, sudah cukup banyak orang di Trinidad yang memeluk Islam dan mereka adalah orangorang dari suku Mandigo.
Sementara itu, laporan yang dibuat penulis Omar Hasan Kasule pada 1978 menyebutkan, budak-budak dari Afrika Barat itu pertama kali tiba di Trinidad pada 1777 untuk menggarap perkebunan teh. Dari tahun ke tahun, jumlah mereka terus bertambah dan menjadi 20 ribu orang pada 1802.
Dalam Ensiklopedia Dunia Islam disebutkan, orang-orang India Timur datang belakangan dengan tetap menjaga hubungan dengan negara asal sehingga dapat menjaga keimanan Islamnya. Orang-orang India Timur ini pertama kali datang ke Trinidad sebagai pelayan berdasar perjanjian.
Mereka datang pada perayaan ulang tahun Trinidad, 31 Mei 1845, menggunakan kapal Fatel Razeck yang berlabuh di Port of Spain. Mereka tiba bersama buruh lainnya yang beragama Hindu dari Uttar Pradesh, India, dengan jumlah keseluruhan 225 orang.
Adapun perjanjian yang diterima para buruh ini adalah kerja paksa tak dibayar. Para buruh tani ini bekerja di perkebunan tebu selama periode tertentu, biasanya lima tahun, untuk menghapus utang-utang mereka.
Islam, sebuah ajaran spiritual yang luar biasa, menunjukkan kekuatannya dan hidup di tengah-tengah mereka yang berada di bawah tekanan perbudakan. Orang-orang dari India Timur ini, misalnya, meski hidup di ba wah iklim perbudakan, mampu menjalankan Islam secara murni dan penuh loyalitas.
Dalam catatan sejarah Islam di Trinidad, muncul tokoh stabilitas Islam di Trinidad. Dialah Sayad Abdul Aziz. Ia mampu membaca, menulis, dan memahami bahasa Urdu, selain ahli di bidang matematika dan bidang teknik. Menurut caribbeanmuslims.com, Aziz yang merupakan mantan buruh di Afghanistan datang ke Trinidad pada 1883 untuk menyebarkan Islam.
Aziz tinggal di Princes Town, bagian selatan Trinidad, namun pengaruhnya terasa di seluruh koloni. Keramahannya membuat setiap orang bisa merasakan atmosfer Islam yang teduh dan bersahabat. Ia kemudian mendirikan perkumpulan Islam pertama, Islamic Guardian Association.
Sejak merdeka pada 1962, perekonomian Trinidad dan Tobago berangsur membaik. Dari sebelumnya bergantung pada ekspor gula, Trinidad kini menjadi negara pengekspor minyak dan menjadikannya sebagai negeri paling makmur dan paling maju industrinya di Karibia.
Sensus 1990 menunjukkan, tak ada agama dominan di Trinidad dan Tobago. Tercatat, sebanyak 36 persen penduduk Trinidad beragama Katolik Romawi, 23 persen memeluk Hindu, 13 persen penganut Protestan, dan delapan persen beragama Islam.