Selasa 05 Mar 2019 08:21 WIB

Pengelolaan Zakat Jateng Entaskan 330 Ribu Warga Miskin

Baznas Jateng berencana mendirikan sekolah industri dan perdagangan dari zakat.

Rep: binti sholikah/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pengelolaan zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dapat membantu mengentaskan kemiskinan. Angkanya mencapai 330 ribu warga miskin melalui pengelolaan zakat pada 2018.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 3,8 juta jiwa atau 12,23 persen dari jumlah penduduk pada 2017. Upaya menanggulangi kemiskinan yang sumbernya dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) diakui tidak kunjung menyelesaikan persoalan. Kemudian bantuan dari tanggung jawab perusahaan (CSR) serta filantropis dinilai lumayan membantu Pemprov Jateng dalam mengatasi kemiskinan. Potensi luar biasa justru berasal dari Baznas.

Baca Juga

"Kita genjot salah satunya dengan Baznas biasa turun menjadi 11 persen atau turun 1 persen. Angkanya 330 ribu jiwa bisa kita entaskan," ungkap Ganjar saat memberikan sambutan selamat datang di acara Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Zakat 2019 di Pendhapi Gede Balai Kota Solo, Senin malam (4/3).

Genjar menjelaskan, cara menanggulangi kemiskinan dengan membantu hal yang paling dibutuhkan warga miskin. Selain itu, penguatan terhadap warga miskin yang dibantu agar berkesinambungan. Kemudian, mendorong akses modal, edukasi ekonomi bagi ibu-ibu rumah tangga, serta mengoptimalkan penarikan zakat di Jateng.

Ganjar mengaku telah mengeluarkan empat Instruksi Gubernur dalam upaya penanggulangan kemiskinan tersebut. Setiap tahun, Pemprov melakukan evaluasi program penanggulangan kemiskinan.

"Seluruh pendapatan di provinsi, kabupaten/kota kami dorong untuk dibayarkan zakatnya. Pemerintah diizinkan untuk memotong 2,5 persen secara otomatis. Ini ternyata meningkatkan cukup signifikan," ujarnya.

Dia menyebutkan, zakat, infak dan sedekah yang dihimpun Baznas Jateng pada 2016 sekitar Rp 8,5 miliar. Pada 2017 angkanya naik menjadi Rp 18,2 miliar, dan pada 2018 naik signifikan menjadi Rp 31,7 miliar.

Selanjutnya, dari pengelolaan zakat tersebut, Baznas Jateng berencana mendirikan sekolah industri dan perdagangan. Selain itu, juga direncanakan membantuk bank dengan skema tanpa bunga khususnya bagi usaha kecil dan mikro. Beberapa pemanfaatan dana zakat di Jateng antara lain bantuan kursi roda untuk penyandang disabilitas, pemberdayaan ekonomi para mustahik, dan bantuan ambulans untuk pondok pesantren.

"Termasuk pemugaran rumah tak layak huni (RTLH). Di Jateng ada 1,6 juta yang masih membutuhkan. Baznas menjadi salah satu sumber ya g sangat cepat disampaikan. Hampir setiap pekan kami keluarkan untuk membantu RTLH yang belum ter-cover dan terdata," ujarnya.

Di sisi lain, dana pengelolaan zakat tersebut juga digunakan untuk membantu para korban bencana alam di Jateng dan luar Jateng. Ganjar berharap, upaya Pemprov dan Baznas Jateng dalam mengelola zakat dapat menjadi inspirasi bagi daerah lainnya. Rakornas Zakat tersebut dihadiri dan dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, serta dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement