Kamis 28 Feb 2019 19:49 WIB

Peranan Pengusaha dalam Kejayaan Peradaban Islam

Rasul SAW juga dikenal sebagai pedagang yang jujur dan adil.

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berbagai riwayat, disebutkan tentang kemuliaan para pedagang (pengusaha) yang senantiasa berlaku jujur dan adil terhadap karyawannya. Bahkan, tak sedikit ayat ataupun hadis Nabi SAW yang menempatkan pengusaha sebagai penghuni surga.

Namun demikian, ada pula ayat ataupun hadis yang mengecam pengusaha karena berlaku curang dan tidak adil dalam berdagang. Mereka itulah para penghuni neraka.

Baca Juga

Dari 10 orang sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk surga, sembilan di antaranya adalah pengusaha. Mereka senantiasa menafkahkan rezeki di jalan Allah dan melakukan perdagangan dengan adil dan jujur. ''Sembilan dari sepuluh rezeki umatku dihasilkan dari jual beli.'' (HR Thabrani).

Bahkan, sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi menyejajarkan para pedagang (pengusaha--Red) dengan golongan nabi dan syuhada. ''Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para nabi, orang-orang jujur, dan para syuhada.'' (HR Tirmidzi).

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa para pengusaha lebih dahulu masuk surga dibandingkan ulama. Hal ini disebabkan para pengusaha menyumbangkan sebagian hartanya untuk membiayai para ulama itu sewaktu mereka menuntut ilmu. Dan, hal itu diakui sendiri oleh para ulama tersebut.

Bahkan, dalam riwayat lainnya, diterangkan bahwa agama Islam semakin kuat karena keadilan para pejabat pemerintah (pemimpin), ilmunya ulama, doanya orang yang teraniaya, dan kedermawanan para pengusaha.

Penjelasan di atas menunjukkan besarnya peranan pengusaha dalam memajukan Islam sehingga mereka mendapatkan balasan surga. Bahkan, Rasul SAW juga dikenal sebagai pedagang yang jujur dan adil.

Dalam menjalankan bisnis, Rasulullah SAW mengacu kepada ketentuan yang sudah diatur menurut syariat Islam. Mengenai ini, Allah SWT telah menerangkannya dalam surah Almuthaffifin ayat 1-3, ''Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan, apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.''

Cara-cara Rasulullah dalam berdagang banyak ditiru dan diikuti para sahabatnya, antara lain Abu Bakar as-Siddiq dan Usman bin Affan. Dalam Ensiklopedi Muhammad sebagai Pedagang, disebutkan bahwa kedua sahabat Rasulullah SAW ini memiliki usaha dagang bahan pakaian. Selain kedua nama di atas, sahabat lainnya yang berprofesi sebagai pedagang adalah Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Thalhan bin Ubaidillah, Abdullah bin Umar, Shuhaib Ar-Rumi, dan lainnya.

sumber : Islam Digest Republika/Syahruddin el-Fikri
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement