Kamis 28 Feb 2019 16:16 WIB

PPPA Daarul Quran Bangun Masjid di Sulteng

Pembangunan masjid merupakan program recovery setelah masa emergency.

Proses pembangunan masjid bantuan PPPA Daarul Quran di Sulteng.
Foto: Dok PPPA Daarul Quran
Proses pembangunan masjid bantuan PPPA Daarul Quran di Sulteng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng) telah berlalu, tapi tidak dengan masyarakatnya yang saat ini masih kepayahan menjalani hari-hari pascabencana tersebut. Di Dusun Sadaunta misalnya, warga masih takut tinggal di rumah yang retak setelah gempa menerjang.

Mereka, lebih memilih membuat bedeng-bedeng pengungsian di samping rumah dari pada harus tidur di dalamnya. Gempa berkekuatan 7,4 SR akhir September 2018 lalu membuat warga trauma, takut ada gempa susulan dan membuat mereka tertimbun bangunan rumah yang sudah retak.

Begitupula dengan tempat ibadah di desa yang terletak di bawah Taman Nasional Lore Lindu itu. Satu-satunya masjid yang jadi pusat transit antar kampung di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi retak. Jika digoyang gempa satu kali lagi, masjid pasti roboh. Warga memilih sholat di tenda seadanya.

Masyarakat Dusun Sadaunta sangat bersyukur saat tim PPPA Daarul Qur’an bersama Paytren menginisiasi program pembangunan masjid yang jadi satu-satunya tempat ibadah di Dusun Sadaunta. Tempat ibadah itu adalah pusat dakwah anak-anak dan warga mengaji serta belajar tentang Islam.

Warga pun perlahan bangkit, mereka begitu antusias bergotong royong turut membangun masjid. Mulai dari mengangkat batu, mencari batang pohon besar di hutan untuk dijadikan pondasi masjid. Kayu dipilih agar bangunan tetap berdiri kokoh jika gempa kembali melanda.

Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Tarmizi As Shidiq mengatakan, pembangunan masjid merupakan program recovery setelah masa emergency. Pendirian tempat ibadah ini adalah langkah awal lembaganya memulai dakwah Qur’an di Dusun Sadaunta.

“Setelah membangun masjid, kami akan mendirikan kampung Qur’an. Karena Sadaunta adalah pintu masuk ke Kulawi dan Taman Nasional Lore Rindu, maka lokasi ini sangat strategis untuk syiar Qur’an di Sulawesi Tengah,” tutur Tarmizi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/2).

Tarmizi yakin, dakwah tahfizhul Qur’an akan berkembang pesat di Dusun Sadaunta. Hal itu karena sektor pertanian dan ekonomi tumbuh dengan baik, sehingga program-program pemberdayaan serta pendirian kampung Qur’an akan lebih mudah digulirkan.

Tarmizi mengatakan, lembaganya juga akan mengirim kader tahfizh, seorang da’i yang nantinya mendampingi 40 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Sadaunta belajar agama Islam dan menyelipkan nilai-nilai Qur’an dalam setiap kegiatan. Sebab di sana, warga sampai saat ini tidak memiliki guru ngaji.

“Masjid ini akan jadi pusat pembinaan masyarakat, pendidikan tahfizh anak-anak serta menjadi tempat ibadah utama di antara tiga dusun di Desa Namo. Semoga semakin banyak generasi-generasi penghafal Al-Qur’an yang lahir dan menjadi penerus dakwah tahfizhul Qur’an di Sulawesi Tengah. Aamiin,” harap Tarmizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement