REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan berperan penting dalam meningkatkan budaya baca-tulis di tengah suatu masyarakat. Hal itu disinggung Ketua PP Persatuan Islam (Persis) bidang pendidikan, Ustaz Irfan Safruddin.
Dia berpandangan, minat baca masyarakat Muslim Indonesia masih sangat rendah. Maka dari itu, literasi umat Islam perlu ditingkatkan. Salah satu caranya, lanjut Ustaz Irfan, ialah dengan mengemas perpustakaan di level kabupaten/kota dan provinsi dengan baik. Tentunya, kualitas perpustakaan di tingkat nasional juga perlu terus ditingkatkan.
Idealnya, menurut dia, perpustakaan mesti mudah diakses beragam kalangan. Lebih lanjut, seyogianya anak-anak muda gemar menghabiskan waktu di sana. Dalam hal ini, pemerintah masing-masing daerah berperan dalam mendukung dunia perpustakaan.
"Maka perpustakaan harus mudah diakses dan dijadikan tempat berkumpul, hal ini bisa dilakukan oleh para walikota dan bupati," ujar Ustaz Irfan Safruddin kepada Republika.co.id, Selasa (26/2).
Dia menambahkan, pemerintah daerah dapat mendesain gedung atau ruang-ruang perpustakaan lebih menarik lagi, utamanya bagi generasi milenial. Perpustakaan yang dikombinasikan dengan teknologi dan desain yang menarik cenderung cocok sebagai tempat bercengkerama anak-anak muda.
Ustaz Irfan mengandaikan, bila pemerintah daerah mendesain perpustakaan seperti itu secara serempak di berbagai kota/kabupaten, maka bisa jadi muncul akselerasi minat baca masyarakat. Warga dapat dibiasakan untuk menyumbangkan buku ke perpustakaan daerah.
"Diskusi-diskusi keilmuan akan muncul (di perpustakaan), minat baca bisa dimodifikasi dan harus diprovokasi. Jadi, kehadiran pemerintah harus ada. Kalau dilakukan hanya oleh sekolah-sekolah belum masif gerakannya," tutur dia.
Menurutnya, rendahnya literasi juga bisa dilihat dari minimnya produk tulisan yang dibuat masyarakat. Jumlah buku-buku dan jurnal ilmiah juga masih sangat sedikit. Rendahnnya literasi masyarakat Muslim Indonesia, diperparah oleh minimnya tokoh-tokoh yang suka membaca dan kuat literasinya.
Untuk meningkatkan literasi masyarakat, menurut dia, guru, dosen, ulama, kiai dan pemimpin bisa memicunya. Mereka sebagai tokoh publik bisa memacu minta baca masyarakat