Jumat 22 Feb 2019 19:30 WIB

Peran Literasi Keislaman Islamic Book Fair Menurut Kang Abik

IBF juga menjadi ajang silaturahim di antara penerbit, masyarakat umum, dan penulis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Penulis Habiburrahman El Shirazy memaparkan penjelasan pada kegiatan bedah buku karangannya berjudul Merindu Baginda Nabi pada Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penulis Habiburrahman El Shirazy memaparkan penjelasan pada kegiatan bedah buku karangannya berjudul Merindu Baginda Nabi pada Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penulis novel Islami, Habiburrahman El Shirazy menuturkan, penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) 2019 membawa manfaat yang besar bagi dunia literasi keislaman di Indonesia. 

Bahkan dia menyebut IBF ini sebagai pesta ilmu pengetahuan, pesta literasi dan pesta buku.  

Baca Juga

"Buku itu sangat penting bagi sebuah peradaban. Dan IBF ini adalah pesta buku, pesta literasi, pesta ilmu pengetahuan. Dengan adanya IBF ini berarti masyarakat bisa mendapatkan buku-buku yang ingin didapatkan atau ingin dibeli," kata penulis yang biasa disapa Kang Abik itu, kepada Republika.co.id, Jumat (22/2). 

Menurut Kang Abik, sebagian besar penerbit biasanya pada tiap gelaran IBF memberikan banyak diskon sehingga ini menjadi momen yang tepat untuk menambah khazanah perpustakaan. Dengan demikian khazanah literasi umat Muslim pun akan terus meningkat. 

 

Manfaat berikutnya dari IBF ini, lanjut penulis novel best seller Ayat-Ayat Cinta itu, yakni menjadi forum silaturahim untuk umat Muslim. Para penulis yang jarang atau bahkan tidak pernah saling bertemu sebelumnya, jadi punya kesempatan untuk menjalin silaturahim di antara mereka. 

Tak hanya antarpenulis, secara luas, IBF juga menjadi ajang silaturahim di antara penerbit, masyarakat umum, dan penulis. "Banyak juga masyarakat yang janjian di IBF, lama enggak ketemu terus ketemu di IBF. Ini satu hal yang manfaatnya besar sekali," tuturnya. 

Kang Abik menilai, IBF juga menjadi forum keilmuan karena di dalamnya juga disertai bedah buku, seminar, dan sebagainya. 

Umat Islam juga akan disuguhkan banyak acara yang menarik. Terbukti, tiap IBF digelar, banyak orang dari berbagai penjuru daerah yang sengaja datang. 

"Tidak hanya dari Jabodetabek ya, tapi juga dari jauh bahkan dari Tasikmalaya, Kuningan, itu sampai bawa bus, dan ada yang sudah menjadi program tahunan sekolah atau komunitas untuk berwisata ke IBF," ujar lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini.

Tantangan ke depan IBF, menurut Kang Abik, yakni mengemas acara menjadi lebih menarik khususnya bagi generasi-generasi milenial sekarang ini. 

Dia mengatakan, perlu ada penyesuaian dengan era digital yang sudah kian berkembang, khususnya dari sisi promosi. 

x

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement