Rabu 20 Feb 2019 20:13 WIB

Pengaruh IBF Besar Terhadap Gerakan Literasi Umat

IBF bisa dijadikan momentum lahirnya penulis dan penerbit buku Islam yang baru.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
KH Didin Hafiduddin
Foto: Republika
KH Didin Hafiduddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) yang diselenggarakan setiap tahun dinilai telah berpengaruh besar terhadap gerakan literasi umat Islam di Indonesia. IBF 2019 akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 27 Februari hingga 3 Maret 2019.

Cendekiawan Muslim, Prof KH Didin Hafidhuddin mengatakan, IBF tetap perlu diselenggarakan setiap tahun. IBF bisa dijadikan momentum lahirnya penulis-penulis dan penerbit buku Islam yang baru serta bagus.

Baca Juga

"Sekarang banyak penulis-penulis muda, itu merupakan indikator, ini bukti IBF besar pengaruhnya, tapi (pengaruh IBF) jangan dikomparasikan dengan jumlah umat Islam (Indonesia) yang banyak," kata Didin kepada Republika.co.id, Rabu (20/2).

Menurutnya, IBF dapat mengundang hadirnya kaum Muslimin, sehingga mereka dapat tersentuh gerakan literasi meski tidak semuanya. Tapi sekarang sudah banyak perubahan ke arah lebih baik sebagai dampak positif IBF.

Namun tetap sulit jika membandingkan dampak positif kehadiran IBF dengan jumlah umat Islam di Indonesia yang sangat banyak. Sementara sarana dan prasarana buku-buku Islam belum cukup memadai untuk umat Islam yang dapat memicu kesadaran membaca mereka.

"Jadi IBF harus tetap dilaksanakan dengan menghasilkan hal-hal yang baru, masyarakat bisa melakukan rihlah fikriyah dan rihlah rohaniyah," ujarnya.

Didin yang juga penasihat IBF 2019 menyampaikan, buku, menulis dan membaca adalah sebuah keniscayan. Jadi tidak mungkin pengunjung hanya datang ke IBF tanpa membaca buku walau hanya sebentar.

Tapi, menurut dia, budaya membaca buku yang berbobot kini kalah dengan budaya membaca whatsapp (WA). Minat baca memang tinggi, tapi daya baca kurang karena minat baca buku yang berbobot masih kurang. Maka IBF jangan tergeser oleh tulisan-tulisan di WA yang mungkin banyak mengandung informasi hoaks.

"Maka IBF harus mendapat dukungan dari semua pihak, terutama dari umat Islam, para guru, dosen dan lembaga Islam. Di Indonesia banyak pesantren, pesantren adalah dunia iqra yakni membaca dan menulis seharusnya pesantren tertarik dengan kegiatan semacam IBF," jelasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement