REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pujian terhadap metode Normal Islam School dalam mengajarkan anak-anak didik bahasa Arab dapat dilihat dari penuturan KH Imam Zarkasyi (1910-1985). Dia merupakan seorang pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo (Jawa Timur), bersama dengan KH Ahmad Sahal dan KH Zainuddin Fananie.
Seperti dimuat dalam buku Gontor, Kemodernan dan Pembelajaran Bahasa (2016), Imam Zarkaysi sempat menjadi murid di Normal Islam School pada masa mudanya. Sebelum diterima di sekolah yang didirikan Prof Mahmud Yunus itu, dia mesti menjalani seleksi.
Memang, tes masuk cukup ketat. Sekolah ini selektif dalam menjaring para pembelajar. Sebab, sekolah yang berdiri sejak 1931 itu difavoritkan banyak orang, tidak hanya dari Minangkabau, melainkan juga daerah-daerah lainnya.
Imam Zarkasyi mempelajari bahasa Arab dan bahasa Inggris lebih intens selama menempuh studi di Normal Islam School. Dia termasuk lancar dan aktif menguasai dua bahasa asing itu, sehingga menjadi salah satu murid kesayangan Mahmud Yunus.
Imam Zarkasyi muda, bersama para pendiri Gontor lainnya
Zarkasyi bahkan diberi kedudukan sebagai direktur di salah satu perguruan Kweekschool yang awalnya dikelola gurunya tersebut. Namun, jabatan itu hanya dipegangnya satu tahun karena karib kerabatnya sudah memintanya pulang kampung.
Kelak, Pesantren Modern Gontor yang didirikannya menerapkan metode pendidikan bahasa Arab dan Inggris serupa. Metode yang telah dirintis sebelumnya oleh Prof Mahmud Yunus.
Pengajaran teoretis tata bahasa asing dipadukan dengan praktik langsung di kelas dan luar kelas, khususnya melalui ajang-ajang yang menarik kepercayaan diri para murid, semisal lomba pidato, kultum, dan sebagainya.