REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertahan dalam gempuran konflik belasan tahun tidaklah mudah. Bagi warga Gaza, percaya selalu ada hari yang lebih baik adalah salah satu penyemangat hidup mereka.
Desember lalu, sejumlah warga Gaza dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka melalui program Humanity Card (HC) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT). Mereka dapat membeli sejumlah kebutuhan pokok seperti telur, tepung terigu, minyak, makanan bayi, dan susu.
Pagi hari sejumlah warga telah mengantre di salah satu swalayan kecil di Gaza. Mereka berbaris rapi, relawan ACT terlihat mendata dan membagikan Humanity Card kepada mereka.
Setelah memperoleh kartu itu, salah seorang warga Gaza, Fatima, bergegas menuju rak makanan pokok. Ia mendorong trolinya mendekati baris tepung terigu lalu meletakkan beberapa kantong ke dalam keranjangnya, disusul sebotol minyak goreng dan sejumlah bahan pokok lainnya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada ACT atas bantuan pangan ini. Kami berharap bantuan ini terus berlanjut dan kami mendoakan para dermawan senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan hidup,” ujar Fatima dikutip dari situs resmi ACT, Jumat (15/2).
Bantuan masyarakat Indonesia juga dirasakan warga Gaza lainnya, Ahmad. Kepala keluarga dari delapan orang anak itu amat bersyukur atas bantuan yang ia terima. “Bantuan ini sangat menolong kami. Semoga Allah membalas kebaikan kalian,” ucap Ahmad.
Humanity Card merupakan program rutin yang dilakukan ACT untuk membantu masyarakat Palestina dari krisis kemanusiaan. Ikhtiar itu terlaksana berkat dukungan masyarakat Indonesia.
"Humanity Card ini diperuntukkan bagi keluarga miskin, keluarga yatim, atau pun keluarga dengan kepala keluarga yang sakit. Bantuan kali ini diperuntukkan bagi 200 kepala keluarga di Gaza,” ujar perwakilan Global Humanity Response ACT, Andi Noor Faradiba.
Warga Gaza berbelanja kebutuhan pokok menggunakan Humanity Card yang diberikan ACT.
Ia menambahkan, Humanity Card menjadi program yang sangat penting karena membantu rakyat Palestina yang tinggal di Gaza dan Yerusalem untuk bertahan hidup.
Konflik di Palestina menimbulkan banyak problem kemanusiaan, antara lain kekurangan pangan, kelangkaan air layak konsumsi, hingga krisis listrik dan bahan bakar. Di Gaza, konflik membuat keos di tidak mampu diselesaikan secara maksimal. Blokade membuat ekonomi di wilayah itu anjlok.
Mayoritas penduduk usia produktif kehilangan mata pencaharian. Bukan hanya itu, banyak di antara mereka juga kehilangan anggota keluarga akibat serangan militer Israel dalam protes damai Great March of Return.