Senin 11 Feb 2019 23:19 WIB

Badan Bidik 30 Persen Transaksi Digital untuk Himpun ZIS

Pengguna ponsel yang mendukung fintech di Indonesia sangat banyak.

Demi memberikan kemudahan berbagi saat Ramadhan, Rumah Zakat menjalin kerja sama dengan sejumlah toko online di Indonesia.
Foto: Rumah Zakat
Demi memberikan kemudahan berbagi saat Ramadhan, Rumah Zakat menjalin kerja sama dengan sejumlah toko online di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Amil Zakat Nasional menyasar 30 persen dari total pengumpulan zakat pada 2020 berasal dari saluran digital. Target ini  seiring tren perkembangan teknologi finansial (fintech) yang semakin mudah diakses masyarakat.

"Kami serius melalui fintech sejak 2017. Saat itu pengumpulan zakat dari jalur digital sebesar dua persen, 2018 sudah enam persen, tahun ini target 15 persen dan 2020 bisa 30 persen," kata Direktur Utama Baznas Arifin Purwakananta saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Senin (11/2). 

Menurut dia, pertumbuhan teknologi finansial saat ini sangat pesat sehingga Baznas dalam beberapa bulan terakhir menjalin kerja sama dengan sejumlah platform fintech.

Kemitraan dengan penyedia fintech, kata dia, menjadi sebuah keharusan di masa kini saat ponsel cerdas semakin menjamur dan banyak dimiliki masyarakat Indonesia, baik di kota besar dan pelosok.

Dalam pengamatan Arifin di Jepang sebagai negara maju, tidak banyak masyarakat di pelosok yang memiliki ponsel cerdas secara sporadis seperti di Indonesia. 

Di Indonesia, ponsel yang mendukung fintech sangat beragam dari harga murah sampai mahal. 

Belum lagi, menara pemancar sinyal juga terus dibangun sehingga jangakauannya semakin luas.

“Ada tren soal ponsel cerdas kita lebih keren dibanding Jepang. Masyarakat di Jepang utara dan selatan ponselnya lebih jadul. Ponsel kita terlalu canggih, banyak hal yang mendukung itu. Kelebihannya, fintech dikampanyekan pakai diskon-diskon. Ada dorongan tertentu sehingga pencapaian fintech ini lebih besar," kata dia. 

Dirut Baznas juga optimistis pada 2020 nanti pencapaian pengumpulan zakat 30 persen dari jalur digital dapat tercapai seiring banyaknya anak muda yang akan masuk angkatan kerja dan menjadi pemberi zakat (muzaki).

"Maka kami masuk ke dunia digital sehingga bisa masuk untuk anak muda. Mereka gaul dengan gadget. Beli martabak pakai gadget, naik ojek juga dan sebagainya. Bayar zakat juga begitu," katanya.

Dia mengatakan pemerintah saat ini juga terus menggencarkan promosi transaksi nontunai sehingga pertumbuhan fintech juga akan positif. Beberapa yang sudah tampak adalah saat ini di jalur jalan tol tidak lagi menggunakan uang tunai tetapi menggunakan "e-money

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement