REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggandeng Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Mitra Sejati untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah secara digital dengan financial technology SOBATKU. Direktur Utama Baznas Arifin Purwakananta mengatakan pihaknya terus berinovasi dalam memberikan kemudahan berzakat, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi finansial.
"Kami menseriusi fintech sejak 2017. Lewat platform digital ini agar semakin memudahkan masyarakat berzakat lewat ponsel cerdasnya dari genggaman," kata dia.
Arifin mengatakan pihaknya terus menggenjot pengumpulan zakat selain dari cara konvensional, tetapi juga dengan teknologi. Terlebih belakangan teknologi finansial semakin maju seiring perkembangan zaman.
Dia mencontohkan pertumbuhan ojek online berikut teknologi keuangannya kini semakin diminati masyarakat. Untuk itu, bukan tidak mungkin pengumpulan zakat harus mengikuti tren tersebut karena menawarkan kemudahan bertransaksi dan berdonasi.
"Ojek online bisa diteliti perkembangannya, saya meyakini pasar zakat bisa baik juga seperti itu. Kami masuk ke banyak segmen, akhirnya masuk ke situ. Pengguna beberapa setia dengan platformnya, maka kami mencicil sedikit demi sedikit ke banyak platform. Maka kami perbanyak ke berbagai segmen. Sekarang kita lihat banyak berbuah dari fintech ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Pengawas KSP Sahabat Mitra Sejati Dodong Cahyono mengatakan pihaknya sangat terbuka dengan teknologi keuangan yang memudahkan masyarakat untuk berdonasi. Hal itu seiring dengan program pemerintah yang terus menggalakkan transaksi nontunai.
Dodong mengatakan fintech memiliki masa depan cerah seiring tren penggunaan transaksi tanpa uang tunai. Ke depannya, pemerintah segera melakukan standardisasi terhadap teknologi fintech, salah satunya lewat kode QR.
Pemerintah, kata dia, terus melakukan berbagai promosi untuk mewujudkan masyarakat nontunai. Lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan itu. Tren tersebut harus menjadi perhatian dari siapapun, terutama untuk inovasi pengumpulan zakat.
"QR code juga akan distandarisasi dan nanti bisa dibaca semua platform. Dulu satu QR code hanya di platform tertentu. Ini seperti kartu uang elektronik yang dulu hanya bisa untuk suatu bank tertentu saja tapi sekarang sudah universal. Kalau distandardisasi maka saat mau bayar tinggal pindai QR code saja. Itu yang diharapkan," kata dia.