Kamis 07 Feb 2019 20:17 WIB

TGB Imbau Doa Ulama tak Seharusnya Menjadi Senjata Politik

Doa tidak untuk dipolemik, tidak untuk dipuisikan, tidak untuk diributkan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Tunas Generasi Bangsa, TGB Zainul Majdi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Tunas Generasi Bangsa, TGB Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) angkat bicara terkait polemik puisi 'doa yang tertukar' karya Fadli Zon. TGB mengatakan, doa seorang ulama tidak seharusnya dipolemikkan atau dipuisikan.

"Doa tidak untuk dipolemik, tidak untuk dipuisikan, tidak untuk diributkan," kata TGB di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).

Ulama kharismatik KH Maimun Zubair atau Mbah Moen diketahui salah mengucap nama Jokowi menjadi Prabowo sebagai presiden 2019-2024 dalam doanya. Doa Mbah Moen dipanjatkan di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, pada Jumat (1/2) lalu.

Menurut TGB, Mbah Moen merupakan guru umat. Dia mengatakan, kesalahan ucap dalam doa itu tidak sepatutnya dijadikan tambahan amunisi untuk memecah belah warga satu sama lainnya. Lebih lanjut, TGB mengatakan, untuk mengetahui maksud dari doa seseorang lebih baik mengonfirmasi langsung kepada yang memanjatkan doa. Dia mengatakan hal ini dilakukan agar menghindari tafsir yang salah dari doa tersebut.

"Yang mengetahui maksud dari doa itu adalah yang berdoa. Kalau mau tahu maksud dari doa Kiai Maimun tanyalah kepada Kiai Maimun, jangan nanya kepada siapa-siapa," kata TGB.

Mbah Moen belakangan mengklarifikasi doa itu dan mengatakan bahwa yang ia doakan ialah Jokowi agar kembali terpilih menjadi pemimpin negara. Kendati, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membuat puisi bernada sindiran berjudul Doa yang Ditukar untuk merespons kesalahan pembacaan doa KH Maimun tersebut. Fadli pun dikecam oleh sebagian kalangan Nahdliyin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement