Senin 04 Feb 2019 15:45 WIB

Menyantuni Anak Yatim

Kepedulian terhadap anak yatim merupakan tradisi mengakar umat Islam.

Sejumlah anak yatim tengah belajar mengaji di sebuah panti asuhan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Sejumlah anak yatim tengah belajar mengaji di sebuah panti asuhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para anak yatim tersebut, di mata Allah SWT adalah salah satu faktor pemicu ke bahagiaan yang diperuntukkan untuk hamba-Nya.

Menurut Prof Fahd bin Abdur rahman as-Suwaidan, dalam artikel nya berjudul “Min Huquq al-Yatim fi al-Islam”, kebahagian itu diperoleh bagi mereka yang menyantuni anak yatim dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Kepedulian dan perhatian yang diberikan itu, akan mengalihkan kesedihan anak yatim yang bersangkutan akibat kehilangan ayah atau orang tua.

Berangkat dari fakta inilah, Islam, kata Prof Fahd, menekankan pentingnya merangkul anak yatim, sebagai bagian tak terlepaskan dari komunitas masyarakat. Bahkan, se cara tegas agama mengaitkan kepedulian dan sikap acuh tak acuh sebagai tolok ukur pendustaan se seorang terhadap nilai dan prinsipprinsip agama.

Ini seperti tertuang dalam surah al-Ma’un ayat 1-2, “ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.” Penegasan pentingnya yang memperhatikan nasib dan kondisi anak yatim tak hanya tertumpu pada surah tersebut. Ini terlihat pula dari pengulangan kata yatim, sebanyak 23 kali dalam Alquran.

Kesekian ayat tentang anak yatim yang ada di Kitab Suci tersebut, berkutat pada lima poin penting, yaitu menjauhkan malapetaka dari yatim, mendatangkan manfaat di hartanya, begitu pula jiwanya, dan saat meng hadapi mahligai pernikahan. Ayatayat itu juga menekankan seruan berbuat baik untuk anak yatim dan memperhatikan aspek kejiwaan mereka.

Kepedulian terhadap anak yatim tersebut merupakan tradisi yang telah mengakar di kalangan umat Islam se panjang sejarah. Bahkan, santunan dan pengayoman terhadap mereka menjadi kebijakan negara. Pada era pemerintahan Dinasti Mamluk, mi salnya. Dinasti yang bercokol di Mesir tersebut memerintahkan bawahannya untuk memberikan paket pakaian lengkap berikut alas kaki, baik ketika musim panas ataupun saat musim dingin.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement