Kamis 31 Jan 2019 16:37 WIB

Muslim Turki di Jerman akan Gelar Protes Bela Uighur

Protes akan dilakukan pada 2 Februari mendatang.

Rep: Fergi nadira/ Red: Nashih Nashrullah
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, belajar menjahit pakaian, Jumat (3/1/2019).
Foto: Antara/M Irfan Ilmie
Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, belajar menjahit pakaian, Jumat (3/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, COLOGNE -- Salah satu asosiasi Muslim-Turki di Jerman, The Islamic Community National View (IGMG) akan menggelar aksi protes terhadap perlakuan Pemerintah Cina kepada Muslim Uighur di Xianjang. 

Ketua IGMG, Kemal Ergun, menyampaikan aksi protes Muslim-Turki Jerman akan digelar pada 2 Februari mendatang.  

"Kami akan menggelar protes di 20 kota di 13 negara dengan membaca pernyataan di depan kedutaan dan konsulat Cina," ujar Ergun seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (31/1). 

IGMG di seluruh Jerman akan memprotes kebijakan pemerintahan Cina yang memengaruhi warga Uighur yang tinggal di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang atau kerap juga disebut sebagai Turkistan Timur. "Kami menyatakan solidaritas dengan mereka," kata Ergun. 

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Ergun  mengatakan, Cina telah melanggar hukum hak asasi manusia (HAM) internasional dengan memaksa Muslim Uighur meninggalkan agama dan budaya Islam, memisahkan keluarga di kamp-kamp pelatihan dan melakukan kekerasan. 

"Komunitas internasional harus mengambil tindakan terhadap penindasan Cina. HAM tidak dapat dikorbankan demi hubungan ekonomi," kata Ergun. Dia mewakili komunitasnya mengungkapkan kekecewaan atas kebisuan komunitas internasional menyoal masalah ini. 

Pada sebuah pertemuan Agustus lalu di Jenewa, Komite Perserikatan Bangsa-bangda (PBB) untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial mengatakan rakyat Uighur di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang dituduh memiliki pandangan agama yang ekstrem dan ide-ide yang tidak benar secara politis. Mereka dipenjara atau ditahan di kamp pendidikan ulang politik. 

Perwakilan badan PBB mengatakan, hingga tiga juta orang telah ditahan tanpa diadili. 

Sementara Human Rights Watch sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintah Cina tengah melakukan kampanye sistematis pelanggaran HAM terhadap Muslim Turk di Xinjiang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement