REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan masjid bukan hal asing di Belarus. Masjid pertama dibangun di Belarus pada abad ke-14 dan 15. Ibu kota Minsk mempunyai masjid yang dibangun pada abad ke-16 di distrik Nemiga. Sayangnya, pada 1940-an masjid tersebut dihancurkan pemerintah komunis.
Masjid di Slonim dibuka pada 1994. Menyusul kemudian masjid di Smilovichi pada 1996. Untuk memperingati menetapnya Tatar selama 600 tahun, pada Juli 1997 diresmikan sebuah masjid di Novogrudok.
Komunitas Muslim di Belarus memfokuskan kegiatannya pada pembangunan masjid dan merenovasi masjid dan pemakaman Muslim di seluruh negeri. Selain itu, masjid lain juga bisa ditemukan di Ivye, Kletsk, dan Vidzy.
Muslim di Belarus didominasi komunitas kecil etnis Tatar yang tinggal di negara pecahan Uni Soviet itu. Sebagian dari mereka adalah keturunan imigran dan tahanan perang yang menetap di Belarus. Mereka berasal dari wilayah Volga yang datang setelah abad ke-11.
Keberadaan Islam di Belarus mulai menyebar pada abad ke-14 hingga abad ke-16. Awalnya, sejumlah pangeran Lithuania mengundang Muslim Tatar dari Crimea dan Golden Horde sebagai pengawal atau penjaga perbatasan negara.
Barulah pada abad ke-14 Muslim Tatar mulai hidup menetap. Tatar adalah kelompok etnis Muslim asal Turki. Pada akhir abad ke-16, lebih dari 100 ribu etnis Tatar hidup di Belarus dan Lithuania. Ada yang berprofesi sebagai pengawal, imigran, dan tahanan perang.
Muslim Tatar dikenal sangat tangguh dalam bidang militer. Pada 1918, saat Republik Belarus bertempur melawan Komunis Rusia, Kolonel Hasan Kanapacki ditunjuk sebagai komandan. Kini, jumlah Tatar di Belarus ada sekitar 10 ribu orang.