REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparatur Sipil Negara (ASN) keluarga besar Kementerian Agama berhasil mengumpulkan dana bantuan untuk penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi hingga lebih dari Rp 36 miliar. Bantuan ini disalurkan untuk membantu para penyintas di NTB, Palu, dan juga Banten.
"Dengan penuh rasa syukur, penuh haru, kami sampaikan bahwa sumbangan sukarela yang dikumpulkan untuk membantu saudara-saudara kita di NTB maupun di Sulawesi Tengah terkumpul sejumlah Rp 36 miliar," kata Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan dalam keterangan tulis, Sabtu (26/1).
Menurut M Nur Kholis, penggalangan bantuan dilakukan dua kali. Seiring terjadinya gempa di NTB, penggalangan bantuan dilakukan dan terkumpul hampir Rp 17,7 miliar. Adapun dana yang telah disalurkan ke NTB sekitar Rp 15,8 Miliar. Lebih Rp 613juta disalurkan untuk membantu penyintas tsunami Selat Sunda di Banten. “Masih ada saldo sekitar Rp 1,2 miliar dan nanti akan dirapatkan lagi untuk dikelola sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Pengumpulan bantuan sukarela kembali dilakukan saat terjadinya gempa dan likuefaksi di Sulawesi Tengah. Terkumpul dana sebesar Rp 18,5 miliar dan sudah disalurkan sebanyak Rp 13,7 miliar. "Masih ada sisa saldo Rp 4,7 miliar yang akan ditasharrufkan," tuturnya.
Sementara Kepala Biro Umum Kemenag Syafrizal menambahkan, total saldo dana bantuan ASN Kementerian Agama saat ini berjumlah sekitar Rp 6,9 miliar. Menurutnya, saldo ini bisa juga digunakan untuk membantu penyintas banjir di Sulawesi Selatan.
Banjir bandang melanda enam wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak Selasa (22/1). Ke enam wilayah terdampak yakni Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, dan Kabupaten Soppeng. “Hari ini kami akan mendiskusikan bersama para Kakanwil terkait dengan peristiwa banjir bandang di Sulsel,” terang Syafrizal.
Dia mengatakan, masih melakukan pendataan terkait dampak banjir di sana. "Utamanya yang berasal dari keluarga besar ASN Kementerian Agama,” katanyta.