Jumat 25 Jan 2019 16:32 WIB

Hanya Berharap tanpa Berusaha

Terlalu berharap bisa merusak stabilitas hati.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Suasana bekerja di kantor (ilustrasi)
Foto:

Ar-Raja' membuat seseorang bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam beramal. Bila berharap, akan didukung dengan berusaha untuk mendapatkannya. Ketika berharap mendapatkan ridha Allah SWT, seseorang akan beramal saleh di dunia, memperkuat hubungan dengan Sang Khalik, dan memperbaiki kualitas interaksi antarsesama. Seperti bersedekah, menyantuni anak yatim, dan tidak menghamburkan harta di jalan maksiat.

Lebih lanjut, tokoh yang terkenal dengan sebutan Algazel di Dunia Barat tersebut mengatakan, pengamal raja' tidak mungkin bertobat sambal. Pertobatan  yang ditempuh steril dari maksiat. Sebab, mereka yang mengaku bertobat sementara masih tenggelam dalam kenistaan, maka harapan tersebut kosong. Ibaratnya, dia menanam benih di bumi yang gersang, tetapi tidak menyiram atau memeliharanya sebaik mungkin.

Imam al-Ghazali kemudian mengutip perkataan Yahya bin Muaz, "Sebesar-besar tertipu menurutku ialah mengharapkan ampunan Tuhan tanpa penyesalan, kemudian dibarengi dengan tetap berbuat dosa dan mengharapkan dekat kepada Allah tanpa taat.

Semua itu sama saja seperti menunggu hasil tanaman surga dengan benih neraka.

Mengharapkan kampung bahagia di akhirat dengan dosa dan maksiat. Menunggu pembalasan yang baik di surga tanpa beramal. Dan, bercita-cita sesuatu yang baik dari Allah, tetapi sembrono (sembarangan) tidak keruan.”

Golongan seperti ini mendapat kecaman keras. Berharap kebaikan dari Tuhan, tetapi di saat bersamaan maksiat tetap mereka langgar. Ini seperti tertuang dalam surah al-A'raf ayat 169. "Sesudah itu datanglah angkatan baru (yang jahat) menggantikan. Mereka mempunyai kitab, mengambil harta benda kehidupan dunia yang rendah ini dengan cara yang tidak halal, dan mereka berkata: Nanti (kesalahan) kami akan diampuni.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement