Kamis 24 Jan 2019 07:58 WIB

4 Orang Dituduh Berencana Serang Muslim di New York

Polisi menemukan 23 senjata serta tiga alat peledak improvisasi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak tiga pria dan satu remaja dituduh berencana menyerang daerah kantung Muslim di New York dengan alat peledak. Setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan komplotan yang hendak menyerang komunitas Muslim di Islamberg, New York.

"Ada rencana menyerang komunitas ini dengan senjata," kata Kepala Polisi Greece, Patrick Phelan, pada konferensi pers pada Selasa (22/1) waktu setempat, dilansir di Anadolu Agency, Kamis (24/1).

Polisi AS memulai penyelidikan tersebut setelah seorang siswa menunjukkan foto kepada siswa lain dan mengatakan orang di foto itu"terlihat seperti penembak sekolah. Kemudian Departemen Kepolisian Greece menangkap Brian Colaneri (20 tahun) Vincent Vetromile (19), dan Andrew Crysel (18) pada Sabtu waktu setempat.

Ketiganya disangkakan memiliki senjata berbahaya tingkat pertama dan satu tuduhan konspirasi tingkat keempat. Polisi juga menangkap dan menuduh seorang anak laki-laki berusia 16 tahun terkait dengan rencana itu dan berdasarkan undang-undang baru mengadilinya sebagai seorang remaja.

Polisi juga menemukan tumpukan 23 senjata serta tiga alat peledak improvisasi (IED), yang ditemukan di rumah remaja usia 16 tahun ini. IED saat ini sedang diproses di laboratorium FBI di Virginia.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) kemudian menuntut adanya dakwaan federal. "Siapa pun yang dituduh merencanakan tindakan kekerasan terhadap minoritas agama harus menghadapi kejahatan kebencian negara bagian dan federal dan tuntutan hak-hak sipil yang sepadan dengan keseriusan tindakan mereka," kata Direktur Eksekutif CAIR-NY Afaf Nasher dalam pernyataan pers.

Islamberg didirikan pada 1980-an oleh Mubarak Ali Gilani, seorang ulama yang berasal dari Pakistan. Daerah ini merupakan kantung bagi Muslim yang melarikan diri dari kejahatan dan kemiskinan di daerah perkotaan. Komunitas ini sebagian besar terdiri dari Muslim kulit hitam.

Kelompok-kelompok sayap kanan mengklaim kota itu adalah surga bagi para ekstremis dan teroris, namun tidak ada bukti atas dugaan itu. Analisis kontra-terorisme 2008 dari Akademi Militer AS di West Point menyimpulkan tidak ada bukti Islamberg adalah bagian dari jaringan tempat pelatihan paramiliter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement