Rabu 23 Jan 2019 05:30 WIB

Agar Buku Islami kembali Jadi Tren

Konten yang baik tetap menjadi faktor utama.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Bazaar buku Islam di Kompleks Islamic Center Nusa Tenggara Barat (NTB), Kota Mataram, Provinsi NTB mulai diserbu masyarakat meski Pesona Khazanah Ramadhan belum dibuka. Kamis (17/5).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Bazaar buku Islam di Kompleks Islamic Center Nusa Tenggara Barat (NTB), Kota Mataram, Provinsi NTB mulai diserbu masyarakat meski Pesona Khazanah Ramadhan belum dibuka. Kamis (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku-buku dengan konten Islami perlu jeli membidik minat pasar agar dapat kembali menjadi tren. Jenis buku seperti ini menjadi salah satu wadah untuk menyebarkan konten-konten positif.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Hikmat Kurnia menyampaikan minat pada buku Islami sangat tergantung segmen pasar yang dibidik. Buku islami untuk kalangan remaja tentu harus punya konten yang cocok dengan kebutuhan remaja. 

"Dan pengemasannya pun harus disesuaikan," kata dia pada Republika.co.id, Selasa (22/1).

Posisi konten yang baik menjadi penting. Artinya, konten yang baik tetap menjadi faktor utama namun pengemasan menjadi faktor pendukung yang penting juga.

Begitu pun kalau membidik pasangan muda misal dalam buku parenting. Perlu secara tajam menyesuaikan dengan faktor demografis dan psikografis pembacanya.

"Sebagai sebuah karya, bagaimanapun buku islami harus secara baik membidik target pembaca yang disasar," katanya. Kegagalan membidik target pembaca, akan menyebabkan kegagapan dalam menyajikan konten yang baik, dan gagal dalam aspek pengemasan. 

Itulah sebabnya, tambahnya, banyak buku termasuk buku islami seperti kurang menemukan pembacanya alias gagal secara pemasaran. Dengan kontek tersebut, sejatinya sekarang ini dibutuhkan perencanaan yang lebih matang dalam menerbitkan dan memasarkan buku. 

Jadi buku tidak hanya asal terbit tetapi perlu dikonsep secara integratif. Mulai dari konsep produksi, promosi, penentuan harga jual, dan aspek pemasarannya harus direncanakan matang. 

"Setiap buku juga butuh penanganan tersendiri. Tidak sekedar ditaruh di toko buku, dan dibiarkan menjual dirinya sendiri," kata CEO Penerbit Agromedia Group ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement