REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdilla
Dikisahkan pada satu waktu, Rasulullah SAW dan para sahabatnya didatangi oleh Iblis. Dan, Rasulullah diberikan kebebasan untuk bertanya. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Rasulullah kepada Iblis, "Siapa orang yang paling engkau benci?" Iblis menjawab, "Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menceritakan kefakirannya kepada siapa pun, juga tidak pernah mengeluh atas penderitaan yang dialaminya."
Lalu, Rasulullah bertanya lagi, "Dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" Kemudian, Iblis menjawab, "Bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari. Maka Allah tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar."
Dari hadis di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita harus tetap sabar ketika kesusahan menyapa. Jangan sekali-kali menceritakan semua kesusahan kepada orang lain, apalagi curhat di media sosial tentang permasalahan hidup. Curhatlah kepada Allah sebagaimana Nabi Ya'qub mengadu saat menghadapi kesusahan.
Allah SWT berfirman, "Dia (Ya'qub) menjawab: 'sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku'." (QS Yusuf: 86).
Dalam hidup, selalu ada suka dan duka. Syukur ketika suka dan sabar saat duka menimpa. Ketika kesusahan mengenai kita termasuk masalah keluarga, keinginan yang tidak terlaksana, hingga kekurangan harta. Maka itu, seorang Muslim harus terus berdoa kepada Allah dan meningkatkan kesabaran atas kehendak-Nya sembari menunggu jawaban terbaik dari-Nya, karena sesunggguhnya Allah menganjurkan kepada Muslim untuk sabar dan menjaga shalat ketika meminta pertolongan-Nya.
Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar," (QS al-Baqarah: 153).
Ketika doa tidak kunjung dijawab oleh Allah, sering kali kita putus asa dan hilang kesabaran serta menganggap bahwa Allah membiarkan kita sendiri. Padahal, setiap doa itu akan (pasti) Allah kabulkan. Namun, jawaban Allah itu terkadang beda dengan harapan kita, karena Allah tahu kapan saat yang tepat untuk menjawab doa.
Untuk urusan doa seharusnya kita jangan putus asa apalagi sampai berhenti dan su'udzon kepada Allah. Mengenai hal ini, Ibn Athaillah dalam kitabnya al-Hikam menyampaikan kata mutiara yang sangat indah: "Jangan sampai tertunda karunia Allah kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihannya, bukan sesuai pilihanmu, pada waktu yang diinginkannya, bukan pada waktu yang engkau inginkan."
Setiap orang punya takdirnya masing-masing, punya jalannya tersendiri yang telah Allah tetapkan. Kesabaran adalah kunci untuk menunggu rahmat dari Allah. Setiap kesulitan dalam hidup harus tetap dijalani dan meyakini bahwa apa pun yang terjadi adalah takdir dari Allah. Hal terbaik akan datang pada saat yang tepat.