REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyalurkan bantuan obat-obatan kepada warga Palestina yang mencari perlindungan dan mengungsi di dekat perbatasan Yordania. Mereka mengungsi akibat konflik tak kunjung usai dengan Israel sejak puluhan tahun lalu.
Duta Besar Indonesia untuk Yordania, Andy Rachmianto, mengatakan penyaluran bantuan obat-obatan ini dilakukan Baznas atas nama Indonesia. Baznas bekerja sama dengan LSM Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO) dan mendistribusikannya kepada rakyat Palestina di Gaza Camp, Provinsi Jerash, Yordania.
"Semoga bantuan yang disalurkan melalui Baznas ini bisa bermanfaat bagi seluruh pengungsi khususnya bagi mereka yang membutuhkan bantuan obat-obatan," katanya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/1).
Penyaluran obat-obatan itu sendiri secara langsung diantarkan oleh Duta Besar Andy Rachmianto kepada para pengungsi rakyat Palestina, dilakukan pada Senin, 7 Januari 2019. Tak hanya di kamp Gaza, bantuan obat-obatan juga didistribusikan di Hettien Camp pada Selasa, 8 Januari 2019 kemarin.
Sementara Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo menambahkan, rakyat Indonesia sangat tinggi bentuk kepeduliannya terhadap saudara-saudaranya yang tertindas di luar negeri, terutama rakyat Palestina. "Rakyat Indonesia sangat peduli dan terus memberikan perhatiannya kepada rakyat Indonesia. Baznas terus support dan memberikan layanan untuk memudahkan rakyat Indonesia yang ingin berpartisipasi membantu saudara-saudaranya," katanya.
Ia menambahkan, di pengungsian, rakyat Palestina banyak yang mengeluhkan berbagaimacam penyakit kronik seperti, diabetes, gangguan mental, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan radang sendi. Selain menyalurkan bantuan obat-obatan dia dua kamp pengungsi, Baznas juga akan mendirikan klinik di dua kamp pengungi Palestina lainnya di Yordania, yakni di Alwehdat dan Altalbiyeh Camp.
Konflik antara Palestina dengan Israel pecah sejak tahun 1948 yang membuat banyak warga Palestina mencari perlindungan dan melarikan di negara-negara tetangga, seperti Libanon, Yordania, dan Suriah. Data United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees menyebut, paling banyak pengungsi Palestina berada di Yordania dengan jumlah lebih dari dua juta pengungsi. Mereka hidup dalam keprihatinan dan terus menunggu hak-haknya bisa terwujud.