REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa) resmi membuka pendaftaran untuk seleksi penerima manfaat baru angkatan ke-9. Hanya ada kuota sebanyak 75 orang pada tahun ini, yang akan diperebutkan oleh ribuan pendaftar.
Meski bukan satu-satunya program beasiswa, namun pembukaan seleksi BAKTI NUSA selalu ditunggu. Pasalnya, beasiswa khusus untuk para aktivis kampus ini memberikan fasilitas yang istimewa. Fasilitas ini berbeda dari program beasiswa yang lain.
Para penerima manfaat Bakti Nusa akan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas sosialnya sebesar Rp 800.000,00 per bulan selama satu tahun. Mereka juga akan mendapat kesempatan pelatihan Bahasa Inggris (IELTS/TOEFL) selama satu bulan dan magang kemanusiaan di daerah 3T.
"Namun yang paling istimewa adalah para penerima Bakti Nusa akan mendapatkan executive mentoring dan pelatihan kepemimpinan dengan tokoh nasional dan daerah. Selain itu juga terdapat program pembinaan rutin dari aktivis senior di masing-masing wilayah", jelas Budiyanto, Manager Bakti Nusa dalam siaran persnya.
Ya, Bakti Nusa sejatinya merupakan program pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa. Program ini bertujuan untuk membentuk pemimpin berkarakter dan kompeten yang berperan aktif di tengah masyarakat demi terwujudnya Indonesia berdaya.
Kini Bakti Nusa telah hadir di 22 kampus favorit Indonesia, meliputi UNAND, UNP, UNSRI, UNJ, UI, IPB, ITB, UNPAD, UPI, UGM, UPN Veteran Yogyakarta, UNY, UNS, ITS, UNAIR, UNESA, UPN Veteran Jawa Timur, UNDIP, UNNES, UB, UM, dan UNTAN.
Sejak digulirkan pertama kali pada 2010 lalu, hingga kini Bakti Nusa telah memberikan kemanfaatan kepada 500 mahasiswa. Melalui para mahasiswa tersebut, Bakti Nusa telah mendukung lebih dari 200 proyek sosial yang memberi manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat.
Bakti Nusa sendiri dikelola oleh Dompet Dhuafa Pendidikan, salah satu jejaring lembaga zakat nasional Dompet Dhuafa. Dengan demikian, beasiswa yang diterima dari Bakti Nusa berasal dari dana zakat masyarakat. Karena itulah BAKTI NUSA menetapkan kriteria cukup banyak dengan sistem seleksi yang ketat.
Setidaknya ada 10 kriteria calon penerima Bakti Nusa. Kriteria yang utama adalah aktivis mahasiswa S1 beragama Islam sudah kuliah di Semester 7 atau masuk kuliah angkatan 2015. Status aktivis tersebut harus dapat dibuktikan dengan memiliki aktivitas sosial di masyarakat.
Calon penerima beasiswa ini juga harus kaya gagasan dan aktif membaginya. Hal tersebut dibuktikan dengan tulisan yang pernah dimuat di media massa atau pernah menjadi narasumber minimal dalam skala kampus. Namun, prestasi akademis tetap tidak boleh dikesampingkan. Syarat IPK minimal pendaftar beasiswa ini adalah 3,00.
Kemampuan komunikasi para calon penerima Bakti Nusa pun menjadi salah satu bahan penilaian. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan dalam menggunakan media sosial. Mereka juga dituntut untuk dapat menguasai bahasa asing minimal Bahasa Inggris.
Seleksi beasiswa ini diawali dengan pendaftaran secara online di laman www.baktinusa.id. Batas akhir pendaftaran secara daring adalah hingga Sabtu, 26 Januari 2019. Selanjutnya dilakukan seleksi berkas pendaftar hingga 31 Januari 2019.
Jika pendaftar lolos ke tahap berikutnya, mereka akan mengikuti wawancara, Focus Group Discussion (FGD) dan Uji Publik pada 8 Februari hingga 3 Maret 2019. Proses tersebut akan dilakukan di masing-masing wilayah seleksi. Siapa saja yang berhasil menjadi penerima manfaat akan diumumkan pada 6 Maret 2019 melalui website dan media sosial resmi Bakti Nusa.
Demikianlah, seleksi ini merupakan ikhtiar untuk mencari para pemuda terbaik generasi penerus bangsa ini. Bakti Nusa akan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin di masa depan yang akan membangun peradaban gemilang.